Mengenal Gejala dan Jenis Gangguan Pendengaran yang Perlu Kamu Waspadai

Apakah Anda sering mengalami masalah pada pendengaran? Telinga yang sering berdengung, telinga sakit atau sebagainya? Mungkin hal tersebut merupakan salah satu pertanda dari gangguan pendengaran. Terkadang pendengaran manusia bisa saja tidak bekerja sebagaimana dengan mestinya. Hal ini dapat terjadi pada satu telinga atau dua telinga sekaligus. Lalu apa saja sih jenis-jenis gangguan pendengaran yang sering terjadi dan bagaimana cara untuk mengatasi masalah tersebut?

Pendengaran merupakan suatu kemampuan panca indera untuk mengenali suara. Organ yang bertanggung jawab dalam proses mendengar adalah telinga. Tidak semua suara dapat didengar dan dikenali oleh manusia. Frekuensi suara yang mampu ditangkap oleh telinga manusia adalah antara 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz. Di luar range frekuensi suara tersebut, manusia tidak dapat mendengar, hanya beberapa binatang tertentu yang dapat mendengarnya. Bahkan bila telinga manusia dipaksa untuk mendengar suara dengan frekuensi tinggi lebih dari 20.000 Hz terus menerus akan menyebabkan kerusakan pada pendengaran.

Gangguan pendengaran merupakan salah satu gangguan kesehatan dimana sinyal suara yang ditangkap oleh telinga gagal untuk mencapai otak sehingga otak tidak bisa mendeteksi bahwa suara tersebut ada, hal ini mengakibatkan suara yang diterima tidak terdengar jelas atau bahkan tidak dapat didengar sama sekali. Gangguan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah karena mendengarkan suara dengan frekuensi yang tinggi atau nyaring serta dapat pula disebabkan oleh faktor usia.

Penyebab Gangguan Pendengaran

Banyak faktor yang menyebabkan terganggunya proses mendengar pada manusia baik itu faktor internal yang berasal dari diri manusia sendiri ataupun faktor eksternal dari lingkungan sekitar.

1. Faktor internal

  • Genetik, beberapa dapat terjadi karena faktor keturunan dari orang tua yang mewariskan sifat genetiknya kepada sang anak.
  • Usia, usia yang semakin bertambah tua tentunya menyebabkan fungsi beberapa organ tubuh terus mengalami penurunan, termasuk organ pendengaran yang menyebabkan terjadinya gangguan dalam proses mendengar.
  • Menderita penyakit tertentu seperti cedera pada otak.
  • Mengalami penyakit infeksi selama kehamilan seperti infeksi TORCH yang menyebabkan anak yang dilahirkan memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami gangguan pendengaran.

2. Faktor eksternal

  • Mendengar suara yang sangat nyaring atau keras lebih dari 20.000 Hz seperti ledakan, pesawat terbang, acara musik, suara dari senjata api atau suara bising yang terus menerus seperti di pabrik.
  • Efek samping pengobatan seperti antibiotik, sildenafil (viagra), dan obat kemoterapi tertentu.

Gejala Gangguan Pendengaran

a. Pada orang dewasa

Beberapa gejala yang muncul pada orang dewasa adalah sebagai berikut:

  • Suara terdengar pelan padahal frekuensinya cukup tinggi.
  • Sulit mendengar atau memahami perkataan orang lain sehingga perlu berkonsentrasi tinggi ketika mendengar dan meminta orang lain untuk mengulangi perkataannya secara jelas, pelan, dan keras terutama pada tempat yang berisik.
  • Telinga berdengung atau tinnitus
  • Merasa suara seperti teredam
  • Tidak dapat mendeteksi arah suara

b. Pada bayi dan anak-anak

Gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak cukup berbeda dengan yang terjadi pada orang dewasa. Beberapa gejala tersebut antara lain:

  • Tidak kaget ketika mendengar suara nyaring yang terjadi secara tiba-tiba.
  • Pada bayi berusia di atas 4 bulan, tidak menoleh ketika dipanggil ke arah sumber suara.
  • Tidak mampu mengucapkan satu kata pun padahal sudah berusia di atas 15 bulan.
  • Lambat ketika belajar berbicara atau tidak jelas ketika berbicara.
  • Anak meminta mengulang perkataan orang lain yang berbicara kepadanya.

Jenis-Jenis Gangguan Pendengaran

Bagian-bagian dari organ telinga memang cukup banyak, oleh sebab itu jenis gangguannya juga bermacam-macam.

a. Gangguan Pendengaran Konduktif

Gangguan pendengaran konduktif terjadi apabila proses penghantaran sinyal suara terganggu akibat adanya gangguan pada bagian-bagian organ telinga bagian luar dan tengah. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai kondisi atau penyakit yang menyerang sistem pendengaran seperti:

  • Penumpukan cairan pada telinga bagian tengah akibat pilek atau penyakit rhinitis.
  • Kotoran telinga yang menumpuk lalu menyumbat saluran telinga (serumen prop).
  • Infeksi telinga bagian tengah (otitis media).
  • Infeksi telinga bagian luar (otitis eksterna) atau swimmer’s ear dimana air masuk ke dalam telinga sehingga membuat bagian dalam telinga menjadi lembab dan dapat menimbulkan infeksi. Hal ini dapat menimbulkan pembengkakan sehingga mengganggu pendengaran.
  • Tumor pada telinga bagian luar dan tengah seperti kolesteatoma yaitu pertumbuhan tumor jinak pada telinga bagian tengah akibat infeksi telinga secara berulang.
  • Gendang telinga robek (perforasi membran timpani).
  • Kerusakan pada saluran tuba eustachius yang menghubungkan telinga dengan hidung dan tenggorokan.
  • Adanya benda asing yang tersangkut di saluran telinga seperti kerikil atau manik-manik.
  • Kelainan bentuk telinga seperti mikrotia atau kelainan tulang pendengaran.
  • Otosklerosis

b. Gangguan Pendengaran Sensorineural

Gangguan pendengaran sensorineural terjadi apabila terdapat gangguan pada jalur saraf antara telinga bagian dalam menuju otak atau ketika sel-sel rambut pada rumah siput hilang atau mengalami kerusakan sehingga sinyal suara tidak dapat ditangkap oleh otak. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai kondisi atau penyakit yang menyerang sistem pendengaran seperti:

  • Faktor genetik
  • Perubahan tekanan udara secara mendadak
  • Gangguan pembentukan telinga bagian dalam
  • Pukulan atau cedera pada kepala sehingga menyebabkan trauma pada kepala
  • Terpapar suara bising yang cukup keras dalam waktu yang cukup lama seperti di pabrik (trauma akustik)
  • Penyakit meniere yang menyebabkannya menjadi kronis seperti gejala vertigo dan tinnitus
  • Neuroma akustik yaitu tumor non-kanker yang memengaruhi saraf pendengaran
  • Penggunaan obat yang memiliki efek samping atau berdampak langsung pada telinga seperti antibiotik aminoglikosida, kemoterapi, dan aspirin dosis tinggi
  • Proses penuaan (presbikusis)

Kebanyakan gangguan pendengaran sensorineural adalah permanen, tidak dapat diobati secara medis dan dapat mengakibatkan kesulitan membedakan suara dan memahami pembicaraan.

c. Gangguan Pendengaran Campuran / Kombinasi

Gangguan pendengaran campuran atau kombinasi terjadi ketika terjadi gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural dalam waktu bersamaan. Kondisi ini ditunjukan dengan adanya gangguan pada telinga bagian luar, tengah, dalam, dan jalur saraf pendengaran menuju otak. Jadi, gangguan pendengaran campuran ini terjadi ketika bagian organ telinga dan sel saraf pendengaran mengalami gangguan atau kerusakan secara bersamaan. Orang dengan gangguan pendengaran ini biasanya mengalami gangguan pendengaran sensoneural terlebih dahulu namun tanpa adanya pengobatan atau perawatan sehingga dapat memperparah kondisi pendengaran sehingga menimbulkan gangguan pendengaran konduktif.

d. Gangguan Pendengaran Neural

Gangguan pendengaran neural terjadi apabila saraf pendengaran mengalami kerusakan atau hilang, kejadian ini dikenal dengan gangguan pendengaran saraf. Alat bantu dengar dan implan rumah siput tidak dapat menolong karena sarafnya telah rusak sehingga tidak mampu menghantarkan informasi suara ke otak. Alternatif pilihan untuk mengatasi gangguan pendengaran neural adalah implan batang otak atau Auditory Brainstem Implant (ABI).

Tes Untuk Diagnosis Gangguan Pendengaran

Apabila sudah mengalami kesulitan untuk mendengar, sebaiknya Anda memeriksakannya ke dokter ahli THT untuk dilakukan pemeriksaan dan diagnosis bagian telinga mana yang terganggu sehingga dapat dilakukan penanganan pengobatan yang tepat terhadap apa yang terjadi. Dokter akan bertanya mengenai keluhan pasien dan aktivitas apa yang biasanya dilakukan oleh pasien serta akan memeriksa menggunakan otoskop untuk memeriksa saluran telinga bagian luar dan melihat gendang telinga apakah ada kerusakan atau gangguan pada saluran telinga.

Selain itu dokter akan meminta pasien untuk menjalani beberapa tes pendengaran seperti:

  • Pemeriksaan fisik
  • Skrining
  • Garpu tala, berguna untuk memeriksa dan mendeteksi dimanakah letak kerusakan atau gangguan pada telinga.
  • Audiometri ucapan memiliki fungsi untuk mengetahui seberapa tingkat kelembutan atau kelirihan suara yang masih dapat didengarkan secara maksimal oleh pasien.
  • Audiometri nada murni, berguna untuk mengetahui rentang nada atau suara yang dapat didengar oleh pasien.
  • Timpanometri, berguna untuk mengukur tekanan di membran telinga dan telinga bagian tengah serta mendeteksi hambatan atau kelainan yang terjadi pada gendang telinga.

Pengobatan Gangguan Pendengaran

Ketika Anda mengalami gejala gangguan pendengaran dan telah didiagnosis oleh dokter maka berikut ini beberapa jenis pengobatan dan terapi yang dapat Anda jalani:

  • Membersihkan telinga dari kotoran menumpuk seperti menggunakan obat tetes telinga, irigasi telinga, atau menggunakan alat penyedot kotoran khusus telinga.
  • Melakukan operasi untuk mengatasi kelainan pada gendang telinga atau tulang telinga.
  • Menggunakan alat bantu dengar
  • Memasang implan koklea yang berguna untuk merangsang kerja saraf pendengaran. Hal ini ditujukan pada penderita yang saraf audiotorinya masih normal. Namun tidak dapat dibantu dengan alat bantu dengar.
  • Dalam pemasangan implan auditori batang otak yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal listrik secara langsung ke otak menggunakan kabel khusus yang biasanya ditujukan bagi pasien yang tingkat gangguan pendengarannya sudah parah.
  • Memasang implan telinga bagian tengah yang berfungsi untuk menggandankan sinyal gelombang suara sehingga suara yang didengar jauh lebih keras dan mampu ditangkap oleh otak, proses ini ditujukan bagi pasien yang bentuk telinganya tidak sesuai atau tidak pas dengan alat bantu dengar.

Pencegahan Gangguan Pendengaran

Anda tak perlu khawatir, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terganggunya sistem pendengaran, seperti hal-hal berikut ini:

  • Melindungi telinga dengan penutup telinga saat berada di wilayah dengan intensitas bunyi yang tinggi seperti di tempat kerja menggunakan penutup telinga seperti earplug, earmuff, atau earphone.
  • Mendapatkan vaksin seperti vaksin meningitis, vaksin MR atau MMR.
  • Mendengarkan musik atau menonton TV dengan volume suara yang rendah.
  • Tidak memasukan benda asing ke dalam telinga.
  • Mengeringkan telinga sehabis mandi atau setelah berenang.
  • Rutin melakukan pemeriksaan telinga setahun sekali bila memungkinkan atau minimal 10 tahun sekali bagi yang berusia di bawah 50 tahun dan 3 tahun sekali bagi yang berusia di atas 50 tahun.
  • Menanyakan kepada dokter apabila sedang menjalani pengobatan apakah obat tersebut memiliki efek samping terhadap pendengaran atau tidak.

Jika anda mengalami gangguan pendengaran, anda dapat menghubungi AQM Hearing Center Jakarta, kami membuka layanan konsultasi terkait dengan pendengaran, anda juga dapat membeli produk alat bantu dengar dari kami yang tersedia di laman toko kami.

Ingin konsultasi lebih dekat?