Anatomi Telinga dan Bagian-Bagiannya

Telinga merupakan salah satu organ pada indera pendengaran yang memiliki manfaat begitu besar. Ada 2 manfaat utama telinga, yaitu: sebagai alat pendengaran dan sebagai alat keseimbangan tubuh. Sebagai alat pendengaran, tugas telinga adalah menangkap dan merubah gelombang bunyi yang berupa energi mekanis menjadi energi elektris secara efisien dan diteruskan ke otak. Otak akan memproses informasi tersebut kemudian menyadari dan mengertinya.

Anatomi telinga terdiri dari bagian-bagian penting yang saling berkesinambungan fungsinya satu sama lainnya. Ingin tahu apa saja bagian-bagian telinga beserta anatomi telinga? Yuk kita simak ulasannya berikut ini!

Menurut Nugroho dan Wiyadi (2009) dalam jurnalnya yang berjudul anatomi telinga dan fisiologi pendengaran perifer, sebagai sistem organ pendengaran, telinga terbagi menjadi sistem organ pendengaran perifer dan sistem organ pendengaran sentral. Sistem organ pendengaran perifer terdiri atas struktur organ pendengaran yang berada di luar otak dan batang otak yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, telinga bagian dalam serta saraf kokhlearis. Sedangkan sistem organ pendengaran sentral adalah struktur organ pendengaran yang berada di dalam batang otak dan otak yaitu nukleus koklearis, nukleus olivatorius superior, lemnikus lateralis, kolikulus inferior dan kortek serebri lobus temporalis area wernicke.

 

A. Anatomi Telinga Bagian Luar

Telinga bagian luar berada di bagian paling luar dari sistem organ pendengaran, namun yang tampak secara nyata adalah daun telinga. Bagian ini terdiri dari aurikulum (daun telinga), meatus akustikus eksternus (liang telinga) dan membran timpani (gendang telinga).

anatomi telinga luar

Daun Telinga (Aurikulum)

Aurikulum (daun telinga) merupakan tulang rawan fibro elastis yang dilapisi kulit, berbentuk pipih dan permukaannya tidak rata. Bentuknya seperti corong seakan-akan ingin menangkap suara. Memang itulah fungsi daun telinga. Aurikulum (daun telinga) melekat pada tulang temporal melalui otot-otot dan ligamen. Anatomi telinga terdiri atas lobus, heliks, antiheliks, tragus, antitragus dan konka. Daun telinga yang tidak mengandung tulang rawan adalah lobulus.

Pada daun telinga terdapat arteri aurikularis posterior dan arteri temporalis superfisialis. Aliran vena menuju ke gabungan vena temporalis superfisialis, vena aurikularis posterior dan vena emissary mastoid. Inervasi oleh cabang nervus cranial V, VII, IX dan X.8

Liang Telinga (Meatus Akustikus Eksternus)

Saluran telinga atau liang telinga (meatus akustikus eksternus) merupakan suatu saluran kecil yang berbentuk tabung berbentuk S yang bermula dari dasar konka aurikula sampai pada membran timpani (gendang telinga) dengan panjang kurang lebih 2,5 cm dan diameter kurang lebih 0,5 cm Liang telinga terbagi menjadi dua bagian yaitu pars cartilage yang berada di sepertiga bagian luar dan pars osseus yang berada di dua pertiga bagian dalamnya.

Pars cartilage arahnya menuju ke posterior superior yang merupakan perluasan dari tulang rawan daun telinga. Tulang rawan ini menempel di tulang temporal dan dilapisi oleh kulit yang merupakan perluasan kulit dari daun telinga. Kulit tersebut mengandung folikel rambut, kelenjar serumen dan kelenjar sebasea. Kelenjar serumen tersebut memproduksi suatu bahan seperti lilin yang berwarna orange agak kecoklatan tergantung umurnya setelah diproduksi. Bahan ini merupakan hasil dari pengelupasan lapisan epidermis, bahan sebaseus dan pigmen. Bahan tersebut disebut dengan serumen atau kotoran telinga. Serumen berfungsi sebagai bentuk pertahanan diri telinga untuk melindungi saluran telinga dan bagian telinga yang lebih dalam lagi dari berbagai kotoran dan benda asing yang masuk ke dalam telinga.

Pars osseus arahnya menuju ke antero inferior dan kemudian menyempit di bagian tengah membentuk ismus. Kulit pada bagian pars osseus sangat tipis dan melekat erat bersama dengan lapisan subkutan pada tulang. Pada bagian ini terdapat glandula sebasea dan glandula seruminosa namun tidak ada folikel rambut.

Pada saluran telinga atau liang telinga (meatus akustikus eksternus) terdapat arteri temporalis superfisialis, arteri aurikularis posterior dan arteri aurikularis profundus. Darah vena akan mengalir ke vena maksilaris, jugularis eksterna dan pleksus venosus pterygoid. Aliran limfe menuju ke lnn. aurikularis anterior, posterior dan inferior. Inervasi oleh cabang aurikularis dari n. vagus dan cabang aurikulotemporalis dari n. mandibularis.8

Gendang Telinga (Membran Timpani)

Bagian ini berbentuk kerucut dan memiliki puncak yang disebut umbo. Pada bagian dasar dari gendang telinga tampak berbentuk oval. Sebenarnya gendang telinga meruoakan sekat yang membatasi telinga bagian luar dan telinga bagian tengah. Gendang telinga terbagi menjadi 2 bagian yaitu pars tensa dan pars flasida.

Pars tensa memiliki 3 lapisan yaitu lapisan skuamosa, lapisan mukosa dan lapisan fibrosa. Lapisan ini terdiri atas serat melingkar dan radial yang membentuk dan mempengaruhi konsistensi gendang telinga. Sedangkan pars flasida memiliki dua lapis yaitu lapisan skuamosa dan lapisan mukosa.

Sifat dari bentuk gendang telinga ini dapat menyebarkan energi vibrasi yang ideal. Pada gendang telinga bagian medial dialiri oleh cabang arteri aurikularis posterior. Sedangkan bagian lateral oleh ramus timpanikus cabang arteri aurikularis profundus.

Aliran vena dari bagian ini akan mengalir menuju ke vena maksilaris, jugularis eksterna dan pleksus venosus pterygoid. Inervasi oleh nervus aurikularis cabang nervus vagus, cabang timpanikus nervus glosofaringeus of Jacobson dan nervus aurikulotemporalis cabang nervus mandibularis.

B. Anatomi Telinga Bagian Tengah

selanjutnya anatomi telinga bagian tengah. Telinga bagian tengah disebut juga dengan kavum tympani atau tympanic cavity. Bagian telinga ini dilapisi oleh membran mukosa. Pada bagian medial berbatasan dengan promontorium, bagian lateral berbatasan dengan gendang telinga, bagian anterior berbatasan dengan muara tuba Eustachius, bagian posterior berbatasan dengan aditus ad antrum dari mastoid, bagian superior berbatasan dengan tegmen timpani fossa kranii, bagian inferior berbatasan dengan bulbus vena jugularis.

Batas antara bagian superior dan bagian inferior gendang telinga membagi kavum tympani atau telinga bagian tengah menjadi epitimpanium atau atik, mesotimpanum dan hipotimpanum.

Anatomi Telinga Bagian Tengah

Tulang Pendengaran

Pada telinga tengah terdapat tiga tulang pendengaran (osikel) yang merupakan tiga batang tulang yang paling kecil dalam badan manusia, yaitu maleus, inkus dan stapes. Tulang pendengaran atau osikel terkandung dalam ruang pertengahan telinga dan bertujuan memancarkan bunyi dari udara ke koklea yang penuh dengan bendalir. Ketiadaan osikel boleh menyebabkan kepekakan yang sederhana hingga parah. Susunan dari luar ke dalam yaitu maleus, incus dan stapes yang saling berikatan dan berhubungan membentuk artikulasi. Prosesus longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap lonjong atau foramen ovale yang berhubungan dengan koklea.

Tulang martil atau malleus adalah tulang pendengaran yang berbentuk seperti martil yang menyusun tulang pendengaran pada telinga tengah. Tulang ini terlekat pada bagian permukaan dalam gendang telinga dan ujung lainnya pda tulang landasan. Kata malleus dari bahasa Latin yang berarti martil atau palu. Tulang pendengaran ini berfungsi menghantarkan getaran suara dari gendang telinga ke tulang landasan.

Incus adalah tulang pendengaran yang berbentuk seperti landasan. Bagian ini merupakan salah satu tulang pendengaran dan menghubungkan tulang martil dan tulang sanggurdi dan pertama kali dipaparkan oleh Alessandro Achillin dari Bologna. Tulang landasan hanya terdapat di hewan mamalia.

Tulang Sanggurdi

Bagian tulang sanggurdi atau stapes merupakan tulang pendengaran yang menyerupai sanggurdi kuda. Bagian tulang ini merupakan tulang pendengaran terakhir pada telinga tengah. Tulang sanggurdi adalah tulang terkecil dan teringan pada tubuh manusia. Tulang sanggurdi menerima getaran suara dari tulang landasan dan diantar ke membran di telinga dalam melalui tingkap oval. Pada hewan vertebrata yang bukan mamalia, tulang yang menyerupai tulang sanggurdi dinamakan columella; walaupun, pada reptil digunakan keduanya.

Pada telinga tengah terdapat dua buah otot yaitu m. tensor timpani dan m. stapedius. M. tensor timpani berorigo di dinding semikanal tensor timpani dan berinsersio di bagian atas tulang maleus, inervasi oleh cabang saraf trigeminus. Otot ini menyebabkan membran timpani tertarik ke arah dalam sehingga menjadi lebih tegang dan meningkatkan frekuensi resonansi sistem penghantar suara dan melemahkan suara dengan frekuensi rendah.

M. stapedius berorigo di dalam eminensia pyramid dan berinsersio di ujung posterior kolumna stapes, hal ini menyebabkan stapes kaku, memperlemah transmini suara dan meningkatkan resonansi tulang-tulang pendengaran. Kedua otot ini berfungsi mempertahankan, memperkuat rantai osikula dan meredam bunyi yang terlalu keras sehingga dapat mencegah kerusakan organ koklea.

Telinga tengah berhubungan dengan nasopharing melalui tuba Eustahcius. Suplai darah untuk kavum timpani oleh arteri timpani anterior, arteri stylomastoid, arteri petrosal superficial, arteri timpani inferior. Aliran darah vena bersama dengan aliran arteri dan berjalan ke dalam sinus petrosal superior dan pleksus pterygoideus.

C. Anatomi Telinga Bagian Dalam

Telinga bagian dalam terletak di dalam tulang temporal bagian petrosa, di dalamnya terdapat labirin periotik yang mengelilingi strukturnya. Labirin ini merupakan suatu rangkaian berkesinambungan antara tuba dan rongga telinga bagian dalam yang dilapisi epitel.Labirin terdiri dari labirin membran berisi endolim yang merupakan satu-satunya cairan ekstraselular dalam tubuh yang tinggi kalium dan rendah natrium. Labirin membran ini di kelilingi oleh labirin tulang. Antara labirin tulang dan membran terisi cairan perilim dengan komposisi elektrolit yang tinggi natrium dan rendah kalium.

Labirin terdiri dari tiga bagian yaitu pars superior, pars inferior dan pars intermedia. Pars superior terdiri dari utrikulus dan saluran semisirkularis, pars inferior terdiri dari sakulus dan koklea sedangkan pars intermedia terdiri dari duktus dan sakus endolimpaticus.

Anatomi Telinga Bagian Dalam

Fungsi telinga bagian dalam ada dua yaitu koklea yang berperan sebagai organ auditus atau indera pendengaran dan kanalis semisirkularis sebagai alat keseimbangan tubuh. Kedua organ tersebut saling berhubungan sehingga apabila salah satu organ tersebut mengalami gangguan maka yang lain juga akan terganggu.

Telinga bagian dalam disuplai darah oleh arteri auditorius interna cabang dari arteri cerebelaris inferior. Aliran darah vena bersama dengan aliran arteri.

Koklea

Bagian ini memiliki bentuk menyerupai rumah siput dengan dua dan satu setengah putaran pada aksis danmemiliki panjang kurang lebih 3,5 cm. Sentral aksis disebut sebagai modiolus dengan tinggi kurang lebih 5 mm, berisi berkas saraf dan suplai arteri dari arteri vertebralis.

Struktur duktus koklea dan ruang periotik sangat kompleks membentuk suatu sistem dengan tiga ruangan yaitu skala vestibuli, skala media dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala tympani berisi cairan perilimp sedangkan skala media berisi endolimp. Skala vestibuli dan skala media dipisahkan oleh membran reissner sedangkan skala media dan skala timpani dipisahkan oleh membran basilar.

Vestibular merupakan bagian sentral dari labirin tulang yang menghubungkan koklea dengan saluran semisirkular. Vestibular terdiri atas sakula dan utrikula yang penyusun utamanya adalah sel rambut yang memiliki struktur khusus yaitu macula acustica. Sel rambut pada sakula tersusun secara vertikal, sedangkan sel rambut pada utrikula tersusun secara horizontal. Pada sel-sel rambut ini tersebar partikel serbuk protein kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut atolith.

Sel rambut macula memiliki fungsi mengatur keseimbangan statis yang menentukan kesadaran akan posisi kepala terhadap gaya gravitasi saat tubuh sedang dalam keadaan diam. Aktivitas macula ini akan ditransmisikan ke bagian vestibular (keseimbangan) dari saraf otak VIII.

Saluran semisirkularis berbentuk setengah lingkaran yang terdiri atas 3 saluran yang tersusun menjadi satu dengan posisi yang berbeda, yaitu: kanalis semisirkularis horizontal, kanalis semisirkularis vertikal atas, dan kanalis semisirkularis vertikal belakang. Dalam masing-masing saluran terdapat ampula yang berisi krista terdiri dari sel penunjang dan sel rambut yang menonjol membentuk lapisan gelantin bernama kupula.

Ampula berfungsi sebagai pengatur keseimbangan dinamis. Keseimbangan dinamis ini menentukan kesadaran posisi kepala saat terjadi gerakan angular atau rotasi (berputar). Aktivitas ampula ini akan ditransmisikan ke bagian vestibular (keseimbangan) dari saraf otak VIII.

Organ Corti

Organ Corti terletak di atas membran basilaris dari basis ke apeks, yang mengandung organel penting untuk mekanisme saraf pendengaran perifer. Terdiri dari tiga bagian sel utama yaitu sel penunjang, selaput gelatin penghubung dan sel-sel rambut yang dapat membangkitkan impuls saraf sebagai respon terhadap getaran suara.

Organ Corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam yang berjumlah sekitar 3.000 dan tiga baris sel rambut luar yang berjumlah sekitar 12.000. Rambut halus atau silia menonjol ke atas dari sel-sel rambut menyentuh atau tertanam pada permukaan lapisan gel dari membran tektorial. Ujung atas sel-sel rambut terfiksasi secara erat dalam struktur sangat kaku pada lamina retikularis. Serat kaku dan pendek dekat basis koklea mempunyai kecenderungan untuk bergetar pada frekuensi tinggi sedangkan serat panjang dan lentur dekat helikotrema mempunyai kecenderungan untuk bergetar pada frekuensi rendah.

Saraf Koklearis

Sel-sel rambut di dalam organ corti diinervasi oleh serabut aferen dan eferen dari saraf koklearis cabang dari nervus VIII. Sekitar 88% serabut aferen menuju ke sel rambut bagian dalam dan 12 % sisanya menuju ke sel rambut luar. Serabut aferen dan eferen ini akan membentuk ganglion spiralis yang selanjutnya menuju ke nuleus koklearis yang merupakan neuron primer, dari nucleus koklearis neuron sekunder berjalan kontral lateral menuju lemnikus lateralis dan ke kolikulus posterior dan korpus genikulatum medialis sebagai neuron tersier, selanjutnya menuju ke pusat pendengaran di lobus temporalis tepatnya di girus transversus.

Nah itu dia penjelasan mengenai anatomi telinga dan bagian-bagian telinga. Ternyata telinga yang hanya kita lihat daun telinganya saja mempunyai bagian-bagian yang sungguh banyak dan sangat rumit ya. Bagian-bagian telinga ini melakukan fungsinya secara berkesinambungan satu sama lain.

Apabila ada satu saja bagian yang terganggu maka fungsi telinga secara keseluruhan juga akan ikut terganggu. Mulai dari gejala telinga mendengung sampai penyakit telinga dapat menyerang organ-organ telinga. Gangguan pada telinga tidak bisa dianggap sepele begitu saja. Sebaiknya apabila telinga mulai terjadi gangguan seperti nyeri, berdengung, atau keluar cairan maka sebaiknya segera diperiksakan ke dokter agar segera ditangani oleh dokter.

Jika Anda memerlukan alat bantu dengar, Anda bisa mendapatkannya di distributor alat bantu dengar AQM Hearing Center Jakarta. AQM Hearing Center Jakarta jual alat bantu dengar dengan berbagai spesifikasi khusus sesuai dengan kebutuhan. Sebelum memilih alat bantu dengar sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter THT.

 

 

Update Terkini

Ingin konsultasi lebih dekat?