Konsekuensi otak dari paparan kebisingan lingkungan

Paparan suara yang keras biasanya selalu dikaitkan dengan dengan indera pendengaran. Padahal, otak juga bisa terkena dampak dari paparan kebisingan lingkungan ini. 

Selama beberapa tahun ini, banyak orang berpindah untuk tinggal di daerah perkotaan yang besar. Daerah perkotaan yang besar biasanya ramai sehingga tingkat kebisingannya pun cukup tinggi. 

Paparan kebisingan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan indera pendengaran saja, tetapi juga kesehatan seseorang secara keseluruhan. Menurut WHO, setidaknya ada 1,6 juta hidup sehat hilang setiap tahun di negara-negara Eropa bagian barat karena kebisingan lingkungan. 

Studi juga menunjukkan jika kebisingan dapat memberikan dampak pada kerusakan sistem saraf pusat melalui peningkatan stres oksidatif, ketidakseimbangan tingkat neurotransmitter, penurunan fungsi molekuler, gangguan kognisi, dan modifikasi genetik. 

Dampak Paparan Kebisingan Lingkungan dengan Hasil Neuropsikiatri

Paparan kebisingan dapat berdampak pada hasil neuropsikiatri seseorang. Neuropsikiatri sendiri merupakan cabang kedokteran yang mempelajari gangguan jiwa yang terjadi karena penyakit dalam sistem saraf. 

Berikut ini adalah beberapa bukti terkini jika ada kaitan antara paparan kebisingan dengan hasil neuropsikiatri. 

1. Stroke

Paparan kebisingan ternyata juga bisa berdampak pada risiko stroke. Sebuah studi menguji risiko terkait dengan tiga sumber kebisingan lalu lintas, seperti lalu lintas jalan, kereta api, dan pesawat terbang. 

Pada penelitian tersebut, peneliti menggunakan orang berusia di atas 40 tahun yang tinggal di sekitar bandara Frankfurt antara tahun 2005 dan 2010 sebagai subjek penelitian. 

Hasil penelitian tersebut menunjukkan jika orang-orang yang tinggal di sekitar bandara tersebut memiliki risiko stroke yang secara statistik meningkat sebesar 7%. Risiko yang meningkat tersebut terjadi karena paparan kebisingan dari pesawat yang lebih dari 40 dB dan terjadi secara terus menerus selama 24 jam. 

Sementara itu, untuk kebisingan lalu lintas jalan raya dan kereta api terdapat hubungan linier positif antara paparan kebisingan dan risiko stroke. Untuk kebisingan lalu lintas jalan raya, risiko stroke akan meningkat sebesar 1,8% per 10 dB. Sementara untuk kebisingan kereta api, risiko stroke meningkat 1,7% per 10 dB. 

2. Mental Illness

Paparan kebisingan juga bisa berdampak pada kesehatan mental seseorang. Hal tersebut terbukti dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. 

Sebuah studi yang dilakukan untuk menguji risiko terkait kebisingan lalu lintas menunjukkan jika seseorang memiliki kemungkinan depresi 4% lebih tinggi dan kecemasan 12% lebih tinggi per 10 dB. 

Ada juga penelitian lain yang menguji 31 studi. Studi tersebut terdiri dari 26 topik mengenai depresi atau gangguan kecemasan dan 5 topik mengenai demensia. Pada studi ini, peneliti menguji risiko terkait tiga sumber kebisingan lalu lintas. 

Hasil penelitian ini menunjukkan jika seseorang memiliki peningkatan risiko depresi sebesar 12% per 10 dB karena kebisingan pesawat. Sementara untuk kebisingan lalu lintas jalan dan kereta api menunjukkan peningkatan sebesar 2-3%.

3. Demensia dan Penurunan Kognitif

Paparan kebisingan dapat menyebabkan demensia serta penurunan kognitif. Hal tersebut terbukti pada kedua penelitian berikut ini. 

Penelitian pertama dilakukan dengan menguji Chicago Health and Aging Project yang berusia lebih dari 65 tahun. Partisipan penelitian ini menjalani penilaian kognitif selama tiga tahunan. 

Pada penelitian ini peneliti menguji risiko terkait paparan kebisingan di lingkungan perumahan. Hasilnya menunjukkan jika orang memiliki risiko 36% dan 29% kemungkinan lebih tinggi dari gangguan kognitif ringan yang lazim dan penyakit alzheimer. 

Penelitian kedua yaitu penelitian yang menguji risiko paparan kebisingan lalu lintas jalan pada 22.858 perempuan di Danish Nurse Cohort. Penelitian tersebut menunjukkan jika terdapat peningkatan risiko kematian yang terjadi karena demensia sebagai respon karena kebisingan lalu lintas jalan. 

4. Gangguan Perkembangan Saraf

Dampak paparan kebisingan yang terakhir yaitu gangguan perkembangan saraf. 

Sebuah penelitian mengkaji 14 artikel dari 10 penelitian yang mengkaji pengaruh paparan kebisingan transportasi terhadap kesehatan mental anak. Penelitian ini menguji risiko paparan kebisingan lalu lintas jalan. 

Hasil penelitian menunjukkan jika hiperaktif atau kurang perhatian dan kesulitan total meningkat secara signifikan sebesar 11%. 

Penelitian lain juga dilakukan dengan mengkaji data dari tiga penelitian serupa secara metodologi yang dilakukan di 106 sekolah di dekat London Heathrow, Amsterdam Schiphol, dan Bandara Madrid Barajas. 

Studi tersebut menguji risiko paparan kebisingan pesawat terbang. Hasil penelitian ini menunjukkan jika peningkatan 1 dB dalam paparan kebisingan pesawat di sekolah dapat berdampak pada penurunan skor membaca. 

Penutup 

Rupanya, paparan kebisingan lingkungan dapat berdampak pada otak. Oleh karena itu, hindari kebisingan untuk menjaga kesehatan pendengaran serta otak Anda. 

Jika Anda sedang mencari alat bantu dengar dengan standar internasional, Anda bisa mengunjungi AQM Hearing Center. Berbagai produk alat bantu dengar telah dilengkapi teknologi terkini sehingga akan membantu Anda untuk mendengar dengan lebih baik.

Referensi : Jurnal Cerebral Consequences of Environmental Noise Exposure

Sumber Foto : Photo by Kindel Media

Update Terkini

Ingin konsultasi lebih dekat?