7 Aktivitas Sehari-hari yang Dapat Membahayakan Pendengaran Anda

Kemampuan untuk mendengar merupakan salah satu kemampuan penting untuk menunjang aktivitas Anda. Namun, tahukah Anda jika ternyata ada beberapa aktivitas sehari-hari yang dapat membahayakan pendengaran Anda?

Pendengaran yang baik menjadi penghubung Anda dengan orang-orang di sekitar Anda. Sayangnya, masih banyak orang yang tidak mengetahui cara menjaga pendengaran mereka agar tetap sehat. Akibatnya, banyak dari mereka mengalami gangguan pendengaran. 

Gangguan pendengaran seringkali terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang lama. Itulah sebabnya, banyak dari penderitanya tidak menyadari jika dirinya mengalami gangguan pendengaran. Kebanyakan dari mereka baru menyadari ketika gejala gangguan pendengaran sudah cukup parah. 

Gangguan pendengaran ini dapat terjadi karena berbagai faktor penyebab. Selain karena faktor usia, gangguan pendengaran juga bisa terjadi karena paparan suara yang keras, genetika, konsumsi obat tertentu, dan sebagainya. 

Aktivitas yang Dapat Membahayakan Pendengaran

Ada beberapa aktivitas yang berbahaya untuk kesehatan pendengaran. Oleh karena itu, Anda bisa menghindari beberapa aktivitas berikut ini. 

1. Kebisingan

Kebisingan merupakan salah satu kondisi yang dapat memicu terjadinya gangguan pendengaran. Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, setidaknya ada lebih dari 40 juta orang dewasa yang mengalami gangguan pendengaran akibat paparan kebisingan. 

Kebisingan tersebut diukur dengan menggunakan satuan desibel. Ketika suara memiliki intensitas lebih dari 85 desibel, maka suara tersebut berpotensi untuk merusak saraf kecil dan rambut halus yang berada di telinga bagian dalam. 

Saraf kecil dan rambut halus tersebut berfungsi untuk mengirimkan suara ke otak. Apabila kedua bagian tersebut rusak, maka gangguan pendengaran bersifat permanen tidak bisa Anda hindari. 

Namun, tingkat suara saja tidak menyebabkan kerusakan pada telinga Anda. Akan tetapi, lama paparan juga berpengaruh. Artinya, semakin lama Anda terpapar suara keras, maka semakin tinggi pula Anda berisiko mengalami gangguan pendengaran. 

2. Berburu

Aktivitas kedua yang dapat membahayakan pendengaran yaitu berburu. Terutama ketika Anda berburu dengan menggunakan senjata api. 

Senjata api dapat mengeluarkan suara dengan intensitas lebih dari 160 dB dalam satu kali tembakan. Suara yang sangat keras tersebut dapat langsung merusak pendengaran Anda meskipun hanya terpapar sebentar. 

Oleh karena itu, Anda bisa menggunakan pelindung telinga ketika sedang berburu. 

3. Penggunaan Earbud

Banyak orang menyukai aktivitas mendengarkan musik dengan menggunakan earbud atau headphone. Memang, kedua perangkat tersebut akan menghadirkan pengalaman mendengarkan musik yang lebih baik. 

Tidak jarang, orang-orang akan mengeraskan volume agar suara latar belakang teredam. Padahal, volume musik yang terlalu keras tersebut dapat merusak pendengaran. 

Earbud dan headphone mengirimkan suara langsung ke telinga. Itulah sebabnya, akan berbahaya jika suara yang masuk terlalu keras. 

Oleh karena itu, jaga volume agar tetap berada di bawah 60% ketika Anda menggunakan headphone atau earbud. Selain itu, berikan waktu jeda ketika menggunakan kedua perangkat tersebut. 

4. Lalu Lintas dan Konstruksi

Lalu lintas juga merupakan salah satu area dengan suara yang cukup bising. Suara dengan intensitas yang cukup keras itu bisa berasal dari suara mesin kendaraan, klakson kendaraan, atau kegiatan konstruksi. 

Beberapa dari Anda mungkin menganggap suara tersebut normal. Namun, paparan terhadap suara tersebut yang berlangsung setiap hari bisa menyebabkan gangguan pendengaran. 

Meskipun Anda tidak dapat menghindari untuk berada di area lalu lintas atau konstruksi, Anda bisa menggunakan penyumbat telinga. 

5. Acara Publik

Beberapa acara publik juga berpotensi merusak pendengaran Anda. Misalnya ketika Anda pergi ke konser atau klub malam dengan intensitas suara mencapai lebih dari 100 dB.

Selain itu, acara olahraga di stadion juga memiliki intensitas suara hingga 100 dB. Suara-suara tersebut termasuk suara keras yang dapat langsung merusak pendengaran. 

6. Penggunaan Perkakas Listrik

Penggunaan perkakas listrik juga dapat menyebabkan kerusakan pada telinga. Oleh karena itu, jangan lupa gunakan pelindung telinga ketika melakukan proyek pertukangan atau memotong rumput. 

Pelindung telinga tersebut akan melindungi telinga Anda dari paparan suara yang terlalu keras. 

7. Sepeda Motor

Berkeliling menggunakan sepeda motor merupakan kegiatan yang menyenangkan. Namun, tahukah Anda jika kebisingan dari sepeda motor bisa mencapai 90 dB hingga 100 dB? Tingkat kebisingan tersebut termasuk tinggi hingga bisa menyebabkan kerusakan pada telinga. 

Selain kebisingan dari mesin motor, kebisingan angin juga memiliki intensitas suara yang cukup tinggi. Sebenarnya, kebisingan angin di jalanan kota relatif rendah.

Akan tetapi, ketika Anda berkendara dengan kecepatan lebih dari 60 mil per jam di jalan raya, maka tingkat kebisingan angin bisa mencapai lebih dari 110 dB. Padahal, menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), paparan terhadap suara dengan intensitas lebih dari 100 dB dapat menyebabkan kerusakan pendengaran hanya dalam waktu 15 menit. 

Penggunaan helm ketika berkendara hanya mampu melindungi kepala apabila terjadi benturan. Sebagian besar helm hanya menawarkan sedikit atau bahkan tidak ada perlindungan dari paparan suara yang keras. 

Berkendara dengan tingkat kebisingan yang cukup tinggi tersebut dapat membahayakan telinga Anda. Paparan kebisingan secara terus menerus akan menyebabkan telinga Anda berdenging dan akhirnya mengalami gangguan pendengaran permanen. 

Penutup

Kenali tingkat kebisingan suara di sekitar Anda. Dengan begitu, Anda bisa melakukan tindakan untuk melindungi telinga jika suara di sekitar Anda terlalu keras. 

Jika Anda sedang mencari alat bantu dengar dengan standar internasional, Anda bisa mengunjungi AQM Hearing Center. Berbagai produk alat bantu dengar telah dilengkapi teknologi terkini sehingga akan membantu Anda untuk mendengar dengan lebih baik.

Sumber Foto : Photo by Nur Andi Ravsanjani Gusma

Ingin konsultasi lebih dekat?