Kapan Tes Otoacoustic Emissions Sebaiknya Dilakukan?

Apakah anda mengenal tes otoacoustic emissions? Berikut penjelasannya untuk anda dan kapan dilakukan tes tersebut.

tes Otoacoustic Emissions

Tes Otoacoustic Emissions

Mengenal otoacoustic emission atau OAE merupakan gelombang yang dihasilkan oleh sel rambut halus pada bagian luar dari rumah siput setelah diberikan stimulus. Munculnya gelombang ini mengindikasi rumah siput dapat bekerja dengan baik yang berhubungan langsung dengan fungsi pendengaran.

Tes telinga perlu dilakukan dengan otoacoustic emissions, hal ini dikarenakan telinga memiliki bagian dengan fungsi yang berbeda. bagian-bagian telinga yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam. Tes otoacoustic Emissions (OAE) merupakan tes pendengaran yang digunakan untuk mengetahui seberapa kondisi baiknya telinga bagian dalam atau koklea bekerja. Pemeriksaan telinga OAE dilakukan untuk mengukur emisi otoacoustic atau OAE. Ini adalah suara yang dikeluarkan oleh telinga bagian dalam ketika merespon suara.

Telinga memiliki sel-sel rambut yang berfungsi untuk merespons suara dengan getaran. Getaran ini menghasilkan suara yang sangat tenang dan menggema kembali ke telinga tengah. Suara inilah yang merupakan OAE yang diukur.

Untuk melakukan tes otoacoustic emissions sebagai cara untuk mengetes fungsi pendengaran dapat dilakukan di rumah sakit. Tes ini juga dilakukan pada bayi yang baru lahir sebagai skrining awal ada tidaknya gangguan pendengaran. di beberapa negara maju, screening terhadap bayi sudah menjadi keharusan. Ini disebut dengan Universal Newborn Screening.

tes Otoacoustic Emissions

Apa Saja Jenis Pemeriksaan Otoacoustic Emissions?

Tes Ototacoustic emission ini terbagi menjadi empat jenis pemeriksaan yang dilakukan di dunia medis. Untuk mengetahui jenisnya berikut penjelasannya.

1. Transient Otoacoustic Emissions (TOAEs)

Tes Transient Otoacoustic Emissions atau TOAEs merupakan pemeriksaan, dalam prosesnya suara akan dipancarkan merupakan respons terhadap rangsangan akustik dan dipaparkan dengan durasi yang sangat singkat. Suara dapat berupa nada “klik”, tetapi juga dapat menjadi suara nada semburan.

2. Distortion Product Otoacoustic Emission (DPOAEs)

Tes Distortion Product Otoacoustic Emission merupakan tes pada telinga dalam pemeriksaan ini, suara akan dipancarkan sebagai respons terhadap 2 nada simultan dari frekuensi yang berbeda.

3. Spontaneous Otoacoustic Emissions (SOAEs)

Tes Spontaneous Otoacoustic Emissions merupakan tes fungsi pendengaran yang mana dalam proses pemeriksaan, suara yang dipancarkan dihadirkan tanpa stimulus akustik namun secara spontan.

4. Transient Otoacoustic Emissions (SFOAEs)

Tes Transient Otoacoustic Emissions merupakan tes fungsi pendengaran yang dilakukan dengan suara dipancarkan sebagai respons terhadap nada kontinu.

Gangguan pendengaran yang dapat diperiksa dengan ters Otoacoustic emissions

Organ pendengaran adalah organ yang harus dijaga kesehatannya, oleh sebab itu perlu dilakukan pemeriksaan rutin. Pemeriksaan pendengaran ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan organ pendengaran seseorang yakni dengan mengukur seberapa baik suara terhantar ke otak. Proses mendengar terjadi ketika gelombang suara masuk ke telinga dan kemudian dihantarkan oleh saraf ke otak.

Saat mengalami gangguan pendengaran berarti ada bagian telinga yang rusak. beberapa jenis gangguan pendengaran yang dapat dilakukan pemeriksaan dengan tes otoacoustic emissions.

1. Mengalami tuli Konduktif

Jenis gangguan pendengaran tuli konduktif dapat terjadi apabila terdapat masalah pada saluran telinga atau telinga bagian tengah. Tuli konduktif menyebabkan gelombang suara tidak dapat masuk ke bagian dalam telinga. Gangguan pendengaran ini memiliki potensi menyebabkan hilangnya pendengaran sementara atau permanen.

2. Mengalami tuli sensorineural

Gangguan pendengaran tuli sensorineural terjadi jika organ pada bagian dalam telinga atau koklea atau saraf pendengaran tidak berfungsi normal sehingga suara tidak terhantar ke otak dan menyebabkan tuli secara permanen.

3. Tinnitus

Gangguan telinga tinnitus atau telinga berdenging membuat tidak nyaman. Oleh sebab itu, apabila mengalami gejala tinnitus lebih baik melakukan pemeriksaan otoacoustic emissions.

Kapan pemeriksaan Otoacoustic emissions (OAE) dilakukan?

Waktu terbaik ketika melakukan pemeriksaan otoacoustic dilakukan apabila mengalami gangguan pendengaran lebih besar dari 24-30 desibel (dB) sehingga tidak akan menghasilkan suara yang sangat lembut.  Tujuan pemeriksaan otoacoustic emissions adalah untuk mendeteksi gangguan pendengaran.

Biasanya tes ini dilakukan pada bayi yang belum lahir. Hal ini karena usia bayi sudah mengalami indikasi gangguan pendengaran, maka akan dilakukan penanganan medis lanjutan untuk mencegah gangguan pendengaran permanen atau masalah kesehatan lainnya. pemeriksaan otoacoustic emissions pada bayi untuk mengukur gelombang suara di telinga bayi bagian dalam. Prosesnya pun dilakukan dengan meletakkan perangkat kecil di telinga bayi kemudian alat akan merekam respon telinga bayi terhadap bunyi.

Tujuan utama tes otoacoustic emissions adalah untuk menentukan status koklea khususnya fungsi sel rambut. Selain itu, untuk menyaring pendengaran, memperkirakan sebagian sensitivitas pendengaran dalam kisaran terbatas, membedakan antara komponen sensorif dan saraf dari pendengaran sensorineural, dan kehilangan pendengaran.

Jenis metode pemeriksaan otoacoustic emissions (OAE)

Pemeriksaan otoacoustic emissions ini terdapat unsur-unsur dalam telinga seperti sumber suara, gendang telinga, rantai tulang pendengaran, telinga bagian dalam, dan sel-sel rambut luar. Selain itu, dalam praktiknya dalam tes otoacoustic emissions terdapat jenis metode pemeriksaannya sebagai berikut.

1. Sweep OAE

Pemeriksaan sweep otoacoustic emissions, dalam prosesnya perangkat yang digunakan akan memindai seluruh spektrum OAE untuk menemukan area drop-out ang mungkin tidak terdeteksi. Tes jenis sweep OAE dilakukan ketika mengalami telinga berdenging (tinnitus).

2. Contralateral Suppression

Jenis pemeriksaan contralateral suppression dilakukan dengan menghadirkan suara lain untuk telinga yang berlawana atau yang sedang tidak diperiksa. Pemeriksaan contralateral suppression dilakukan dengan mengurangi amplitude OAE di elinga yang berlawanan dengan suara masking. Kemudian, terjadi adanya perubahan mikromekanik koklea melalui neuron kompleks olivary superior medial. Hasil pemeriksaan OAE ini tidak cukup diandalkan karena diperlukan serangkaian tes lainnya.

Demikian informasi mengenai tes otoacoustic emissions untuk anda. apabila anda ingin melakukan serangkaian pemeriksaan OAE untuk mengetahui kondisi fungsi telinga anda, lebih baik anda lakukan di rumah sakit karena disana menyediakan layanan atau peralatan yang memadai untuk mendukung anda melakukan tes.

Ingin konsultasi lebih dekat?