5 Ciri Orang yang Berisiko Memiliki Gangguan Neuropati

Apakah anda tahu bahwa neuropati berbahaya terhadap kesehatan? Berikut informasinya untuk anda mengenai gangguan neuropati.

gangguan neuropati

Mengenal Neuropati

Neuropati merupakan istilah untuk gejala gangguan atau penyakit pada saraf anggota tubuh. Gejala yang dibawakan seperti rasa nyeri, kesemutan, mengalami kram otot, hingga susah untuk buang air kecil.

Mengalami ganggaun neuropati ini berarti penderita mengalami kondisi penyakit yang disebabkan oleh rusaknya sistem saraf peripheral yang akan mempengaruhi sebagian tubuh yaitu neuropati perifer (tepi), neuropati radial, neuropati ulnar, dan seluruh tubuh.

Ketika mengalami gangguan neuoropati, biasanya terjadi perasaan lemah, mati rasa, dan rasa sakit yang biasanya terjadi pada area tangan serta kaki. Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh penyakit tertentu seperti diabetes, saraf terjepit atau carpal tunner syndrome, dan dapat mengakibatkan rasa nyeri yang akut atau kronis.

Neuropati merupakan penyakit yang dapat terjadi pada segala usia. Jadi tidak heran apabila mengalami gangguan ini.

Gejala Neuropati

Gangguan neuropati dapat menyebabkan kondisi penderita mengalami lemah saraf. Beberapa gejala terjadinya penyakit ini dapat terlihat dari kondisi pasien. Berikut ini gejala yang terjadi.

1. Gejala sensorik

Mengalami gangguan neuropati, penderita dapat mengenali gejala sensorik yang dirasakan. Sensorik merupakan saraf yang berfungsi sebagai indera peraba. Beberapa gejala yang mungkin dirasakan oleh saraf sensorik ketika mengalami neuoropati seperti mengalami kesemutan, mengalami mati rasa terutama pada bagian tangan dan kaki, terjadi perubahan pada sensor perasa seperti merasakan rasa nyeri parah, merasakan sensasi terbakar, rasa seperti sedang memakai kaus kaki atau sarung tangan, merasakan hilangnya kemampuan koordinasi tubuh, serta hilangnya refleks tubuh.

2. Gejala motorik

Selain gejala sensorik, mengalami gangguan neuropati juga akan merasakan gejala motorik. Gejala motorik muncul pada saraf motorik yang berfungsi mengatur pergerakan otot. Beberapa gejala motorik yang dirasakan seperti otot terasa lemas, otot mengalami rasa berkedut. Mengalami kram otot, spasme atau tegang otot, mengalami sulit berjalan atau menggerakkan tangan atau kaki, hilangnya kendali pada otot, dan tidak mampu menggerakkan tubuh tertentu.

3. Gejala autonom

Penderita gangguan neuropati, dapat pula mengalami gejala autonomy. Gejala ini terjadi pada saraf autonomy yang berfungsi untuk mengatur fungsi-fungsi dalam tubuh seperti tekanan darah, detak jantung, bahkan sistem pencernaan.

Mengalami neuropati ditandai dengan gejala autonomy penderita akan merasa pusing ketika berdiri atau pingsan, mengalami tekanan darah atau detak jantung tidak normal, jumlah keringat menurun, merasakan mual atau muntah, gangguan pencernaan, sulit buang air kecil, disfungsi seksual, dan bahkan mengalami berat badan menurun.

Ciri Orang yang Beresiko Mengalami Gangguan Neuropati

Setelah mengenal pengertian dan gejala yang akan muncul pada penderita gangguan neuropati, berikut ini terdapat ciri orang yang memiliki resiko mengalami gangguan neuropati.

1. Penderita diabetes

Seorang penderita diabetes memiliki resiko tinggi mengalami gangguan saraf yaitu neuropati. Gejala yang terlihat akan muncul seiring meningkatnya durasi diabetes dan pertambahan usia. Neuropati yang terjadi pada penderita diabetes ini menjadikan mereka kesulitan untuk mengendalikan diabetes. Resiko gangguan saraf akan meningkat apabila penderita mengalami kelebihan berat badan dan memiliki peningkatan kadar lemak darah dan tekanan darah tinggi.

2. Memiliki kelainan genetik

Penderita gangguan neuropati dapat terjadi jika memiliki kelainan genetik. Orang tua yang memiliki Riwayat gangguan neuropati akan menurunkannya kepada anak dan keturunannya.

3. Mengalami kerusakan pada sarafnya

Penderita gangguan neuropati dapat terjadi apabila penderita mengalami kondisi dimana sarafnya sudah mengalami kerusakan seperti mengalami arthritis rheumatoid, lupus sistemik, dan sindrom Guillain-Barre.

4. Pekerjaan berat sehingga mengganggu kesehatan sistem saraf

Seseorang yang memiliki pekerjaan berat dengan menghabiskan waktu untuk lembur dapat menyebabkan kelelahan dan menurunkan daya tahan tubuh. Ketika hal ini terjadi anda perlu waspada karena bekerja dengan berlebihan dapat mengganggu kesehatan sistem saraf yang berakibat mengalami gangguan neuropati.

5. Berolahraga berat

Olahraga baik untuk kesehatan tubuh, namun olahraga yang terlalu berat dan melebihi kapasitas toleransi tubuh justru berbahaya terhadap kondisi tubuh. Seperti misalnya akan mengalami gangguan pada saraf berupa gangguan saraf.

Bagaimana Mencegah Neuropati?

Mengalami neuropati dapat disebabkan kurangnya asupan atau defisiensi vitamin neurotropik seperti vitamin B1, B6, dan B12. Ketika mengalami neuropati dapat dicegah dengan mengonsumsi vitamin sebagai asupan makanan saraf yang dibutuhkan tubuh untuk melindungi dan meregenerasi saraf.

Mengonsumsi vitamin neurotropik dapat bekerja dengan cara menormalkan fungsi saraf dengan memperbaiki gangguan metabolism sel saraf. Jenis vitamin seperti vitamin B1, B6, dan B12 dibutuhkan tubuh untuk membantu saraf dalam bekerja.

Pola hidup sehat perlu diterapkan untuk mencegah terjadinya neuropati. Pencegahan dini perlu dilakukan agar tidak mengalami neuropati. Jika kerusakan saraf terjadi penderita akan mengalami kehilangan serabut saraf sebanyak 50%. Oleh sebab itu, mengalami neuropati tidak dapat dianggap sepele.

Jika penderita sudah mengalami neuropati beberapa pengobatan seperti pemberian obat Pereda nyeri, antidepresan, docepin, tramadol, dan anti kejang akan diberikan. Selain itu, prosedur medis jika pemberian obat sudah dilakukan seperti fisioterapi, terapi okupasi, dan pertukaran plasma darah.

Demikian informasi mengenai gangguan neuropati dan ciri resiko mengalami penyakit tersebut. Apabila sudah merasakan gejala-gejala yang ditimbulkan terkait saraf seperti kesemutan, otot kram, dan kejang secara berlebihan lebih baik konsultasikan ke dokter.

Ingin konsultasi lebih dekat?