Efek Pendengaran Terhadap Pengalaman Konsumsi Musik

Banyak orang yang mengalami gangguan pendengaran memiliki perubahan dalam hidup mereka. Salah satu efek pendengaran yaitu pengalaman penderitanya dalam konsumsi musik.  

Gangguan pendengaran menyebabkan kemampuan seseorang untuk mendengar berkurang. Bahkan beberapa gangguan pendengaran bisa menyebabkan seseorang kehilangan pendengaran. 

Biasanya, orang-orang dengan gangguan pendengaran membutuhkan alat bantu dengar untuk meningkatkan kemampuan pendengaran mereka. 

Alat bantu dengar ini telah membantu mereka agar bisa mendengar apa yang dikatakan orang lain. Namun, apakah alat ini juga berdampak pada pengalaman mereka dalam mendengarkan musik? 

Konferensi di Institute of Acoustics

Konferensi Institute of Acoustics (IoA) diselenggarakan pada tanggal 9 Juli 2015. Pada konferensi ini topik yang dibahas yaitu alat bantu dengar dan musik. 

Konferensi ini menghadirkan beberapa delegasi. Beberapa delegasi merupakan seorang audiolog, terapis musik, konsultan teknik, ahli akustik, psikolog, dan pengguna alat bantu dengar. 

Konferensi ini dibuka dengan pidato Mike Wright yang merupakan Ketua Musical Acoustics Group di IoA. Mike mengingatkan bahwa penting untuk memahami kebutuhan orang dengan gangguan pendengaran untuk tetap bisa mendengarkan musik. 

Beberapa delegasi dalam konferensi ini menyatakan berbagai pendapat mereka mengenai efek pendengaran terhadap konsumsi musik pada orang dengan gangguan pendengaran. 

1. Graham Frost

Graham Frost merupakan pembicara pertama dalam konferensi IoA. Ia adalah audiolog dan konsultan teknik. 

Graham mengatakan jika ketulian tidak hanya memengaruhi seberapa keras suara terdengar. Menurutnya, ketulian juga memengaruhi cara penderitanya untuk memahami frekuensi atau pitch, dan ritme. 

Bagi penderita gangguan pendengaran, musik juga bisa menyebabkan mereka mengalami tinnitus (telinga berdenging), hyperacusis (sensitif terhadap suara), atau diplacusis (perbedaan telinga dalam mendengarkan nada). 

Menurut Graham, kita tidak bisa memprediksi efek ketulian pada pengalaman mendengarkan musik hanya dari audiometri standar. 

2. Peter Mapp

Pembicara kedua yaitu Peter Mapp yang merupakan ahli akustik. Ia berbicara mengenai alat bantu dengar untuk musik dan berkomunikasi. 

Ketika sedang menonton televisi atau mendengarkan radio di rumah, orang dengan gangguan pendengaran bisa dengan mudah menaikkan volume agar bisa mendengar dengan baik. 

Namun, hal tersebut tidak berlaku ketika orang dengan gangguan pendengaran mendengarkan suara atau musik secara live. Biasanya, mereka akan mengalami masalah dengan kebisingan. 

Kabar baiknya sudah banyak tempat menggunakan teknologi T-loop, inframerah, dan Wi-Fi untuk mengalirkan suara langsung ke alat bantu dengar. Namun, sayangnya tidak semua tempat menggunakan mikrofon dengan teknologi terbaik. Hal tersebut dapat memengaruhi kejelasan ucapan dan musik. 

3. Carl Hopkins

Pembicara ketiga juga merupakan ahli akustik bernama Carl Hopkins. Ia adalah ahli akustik yang berasal dari University of Liverpool. 

Carl berbicara mengenai proyek untuk membantu musisi dengan gangguan pendengaran agar bisa mendengarkan musik dengan mengandalkan getaran. 

Menurut Carl, indra peraba jauh lebih terbatas daripada pendengaran. Para peneliti mendemonstrasikan kekuatan musik dari getaran dengan memainkan lagu Beatles ‘Day Tripper’ di ruangan terpisah. Ternyata, orang dengan gangguan pendengaran dapat merasakan getaran instrumen masing-masing. 

4. Christine Rocca

Cristine Rocca adalah pembicara yang keempat. Ia adalah terapis musik di Nordoff Robbins dan guru di Mary Hare School. 

Dalam kesempatannya, Christine mempresentasikan sejumlah studi kasus dengan anak-anak yang memperoleh implan koklea dan beberapa di antaranya menggunakan alat bantu dengar. 

Anak-anak di Mary Hare School dapat merasakan nada dan menirukan interval dalam konteks lagu yang sudah dikenal seperti ‘Humpty Dumpty’. 

Terapis musik dan guru menggunakan iringan rekaman dan live untuk anak-anak dalam membantu memilih bagian mereka. 

Menurutnya, musik adalah multi indra, bahkan bayi pun dapat belajar keterampilan sosial dalam mengambil giliran dan meniru dengan memainkan permainan musik. 

5. Janet McKenzie

Janet McKenzie adalah Speech and Language Therapist (SLT). Ia adalah perwakilan dari Cambridge Hearing Implant Centre. 

Janet berbicara mengenai perkembangan musik pada anak-anak dan orang dewasa dengan implan koklea. Bagi penerima implan koklea, mereka merasakan dampak positif karena akhirnya mereka dapat mendengar irama musik dan melodi. 

6. Stephen Dance

Pembicara selanjutnya yaitu Stephen Dance. Ia merupakan perwakilan dari London South Bank University. 

Pada kesempatannya, Stephen membagikan hasil penelitiannya mengenai ketajaman pendengaran mahasiswa musik di Royal Academy of Music. 

Sebanyak 2.576 siswa telah menyelesaikan tes audiometri dan tim mengidentifikasi adanya pola gangguan pendengaran. Pola gangguan pendengaran tersebut dikaitkan dengan gangguan pendengaran akibat kebisingan. 

Penelitian tersebut menunjukkan jika pemain instrumen seperti organ, perkusi, dan alat musik tiup memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan pendengaran. 

Selain itu, penelitian juga menemukan jika telinga kiri pemain biola dan terompet lebih rentan mengalami gangguan pendengaran daripada telinga kanan mereka. Sementara pemain piano lebih berisiko mengalami gangguan pendengaran pada telinga kanan akibat bekerja dengan penyanyi. 

7. Hearing Aids for Music

Pembicara terakhir dalam konferensi ini yaitu delegasi dari Hearing Aids for Music. Pada kesempatan ini, pembicara mempresentasikan penemuannya dari survei pasien di klinik audiologi di UK, salah satunya yaitu klinik NHS. 

Pada survei tersebut, peneliti bertanya pada pengguna alat bantu dengar mengenai pengalaman mereka dalam mendengarkan musik, efek pada kualitas hidup, dan sejauh mana mereka berkonsultasi mengenai mendengarkan musik dengan audiolog. 

Hasil survei menunjukkan pengguna alat bantu dengar sering mengalami masalah saat mendengar musik dan berdampak pada kualitas hidup mereka. Kebanyakan dari mereka melaporkan jika mereka kesulitan untuk mendengar kata-kata dalam lagu dan kesulitan saat mendengarkan pertunjukkan live. 

Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan jika sebagian besar peserta tidak pernah berbicara mengenai musik dengan audiolog mereka. 

Konferensi ini menghasilkan sebuah ide untuk mengatur alat bantu dengar seseorang untuk setiap instrumen atau jenis musik yang sering mereka dengarkan. Namun, seperti yang dikatakan Evelyn Glennie, setiap situasi akustik berbeda dan instrumen yang sama pun tidak pernah terdengar sama. 

Penutup

Demikian penjelasan mengenai efek pendengaran terhadap konsumsi musik berdasarkan konferensi di Institute of Acoustics. 

Bagi Anda yang sedang mencari alat bantu dengar, Anda bisa mengunjungi AQM Hearing Center.  

Sumber Foto : Photo by Andrea Piacquadio

Update Terkini

Ingin konsultasi lebih dekat?