Gangguan Pendengaran dan Diabetes Tipe 1

Lansia seringkali di kaitkan dengan gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran memang identik dengan lansia karena faktor pertambahan usia. Namun pernahkah anda berfikir bahwa gangguan pendengaran bisa di sebabkan oleh penyakit gula darah? Penyakit gula darah dan gangguan pendengaran ialah dua dari banyaknya masalah kesehatan yang paling luas. Tidak hanya sebagai penyakit yang berdiri sendiri, keduanya ternyata memiliki keterkaitan yang cukup erat. Informasi dan data mengenai hubungan dari gangguan pendengaran dan gula darah tipe 1 memang sangat jarang di temukan. Hal ini di karenakan penemuan terkait hal ini baru di ketahui akhir-akhir ini.

Ingin tahu bagaimana hubungan gangguan pendengaran dengan diabetes tipe 1? Yuk, simak ulasan berikut ini berikut ini bersama Hearing Center Jakarta!

Tentang Diabetes dan Gangguan Pendengaran

Banyak kasus yang kita temukan mengenai penyakit gula darah di Indonesia ialah diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe 2 ini sasaran yang sering terserang adalah orang tua. Hal ini sama dengan masalah gangguan pendengaran yang juga seringkali kita temui pada orang yang lebih tua. Kedua masalah ini yang kemudian membuat sulitnya penguraian terjadi hingga saat ini. Tahun 2008, salah seorang dokter yaitu Dr. Catherine Cowie mengatakan bahwa gangguan pendengaran memang lebih sering terjadi pada orang dewasa yang memiliki penyakit gula darah. Adanya penyakit gula darah menjadi salah satu faktor pemicu seseorang mengalami gangguan pendengaran. Bisa di katakan bahwa hal ini adalah komplikasi penyakit gula darah.

Hubungannya dengan Diabetes Tipe 1

Pada tahun 2018 salah seorang dokter dari University of New Mexico bernama Dr. David S. Schade melakukan penelitian atau riset yang mengamati hubungan antara penyakit gula darah tipe satu dengan gangguan pendengaran. Dalam penelitian ini tidak di temukan apapun yang bisa menguatkan hipotesis awal bahwa gula darah tipe 1 juga berhubungan dengan gangguan pendengaran.

Melalui penelitian ini, Schade mencoba untuk membandingkan gula darah tipe 1 kepada pasangan dan di gunakan sebagai kelompok kontrol. Ia menemukan fakta bahwa gula darah tipe 1 tidak membuat pendengaran semakin buruk. Peningkatan kadar gula darah yang tinggi dalam penyakit ini hanya berpengaruh pada glukosa darah yang tinggi dengan waktu yang lama dalam peningkatannya. Hal ini berlaku untuk banyak sekali kompilasi penyakit gula darah yang terkesan umum atau komplikasi dari peningkatan glukosa. Contohnya ialah kerusakan ginjal, mata, dan saraf yang mungkin tidak akan terjadi pada gula darah yang memiliki kontrol baik.

Gejala Gangguan Pendengaran Akibat Diabetes

Berikut ini kami sajikan beberapa gejala yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes:

  1. Seringkali meminta lawan bicara untuk mengulangi pembicaraannya.
  2. Sulit mengikuti percakapan sosial di mana lebih dari dua orang.
  3. Mendengarkan suara wanita dan anak kecil merasa kesulitan.
  4. Berfikir bahwa orang lain tidak sedang berbicara dengannya melainkan hanya bergumam saja.
  5. Jika berada di tempat yang ramai, sibuk atau mungkin berisik seperti restoran dan bar, maka ia akan merasa tidak bisa mendengar serta tidak bisa melakukan percakapan.
  6. Saat menonton TV, atau ketika mendengarkan music maka secara reflex akan terus melakukan peningkatan volume hingga lebih dari 80%.
  7. Sering mengalami tinnitus atau telinga berdenging.
  8. Setelah menghadiri sebuah pesta atau pertemuan sosial, seringkali mengeluh lelah karena ia membutuhkan kefokusan yang ekstra untuk bisa memahami lingkungannya.

Gejala-gejala tersebut adalah gejala yang mungkin muncul dan di sebabkan oleh adanya penyakit gula darah. Jika anda adalah salah satu penyandang disabilitas atau tuna rungu, maka anda perlu melakukan pemeriksaan telinga secara rutin ke audiolog, ahli pendengaran atau ke dokter THT. Anda perlu untuk melakukan pemeriksaan setiap dua hingga 3 tahun apabila anda adalah seseorang yang berusia di bawah 50 tahun. Namun, jika anda berusia lebih dari 50 tahun maka anda perlu untuk melakukan pemeriksaan telinga setiap satu tahun sekali.

Bagaimana Diabetes Bisa Mengganggu Pendengaran

Terdapat 3 teori yang cukup masuk akal secara fisiologis yang menunjukkan bahwa penyakit gula darah (tipe 2) bisa merusak pendengaran manusia. Ketika teori tersebut adalah mikroangiopati, glikasi lanjut serta proses oksigen reaktif. Berikut kami berikan informasi mengenai ketiga jenis teori tersebut:

Mikroangiopati

Teori yang pertama ialah teori mikroangiopati. Mikroangiopati merupakan sebuah istilah medis untuk seluruh penyakit kapiler. Melalui teori ini, hipotesis yang ada adalah pendengaran bisa rusak karena adanya gula darah. Adapun caranya ialah sama seperti ketika gula merusak pembuluh darah kecil yang ada di ginjal. Salah satu organ telinga ialah koklea di mana ia sangat mikrovaskular dan memiliki kerentanan terhadap gula darah yang tinggi. Penyandang disabilitas yang memiliki masalah ginjal makroangiopatik bisa mengalami masalah pendengaran karena gula darah seakan mendukung mikroangiopati sebagai sebuah jalur untuk membuat gangguan pendengaran terganggu.

Hipotesis Glycation

Pada teori yang kedua ada hipotesis glycation yang mana terdapat glukosa yang terletak di dalam cairan telinga yang bisa menyebabkan defisit nada. Hiperglikemia yang terus berulang ini bisa menyebabkan adanya koklea kronis.

Oksigen Reaktif

Sedangkan untuk teori yang ketiga adalah oksigen reaktif atau seringkali di namakan teori Stres Oksidatif. Dalam teori ini di ketahui bahwa adanya peningkatan gula darah melalui stress oksidatif dapat menurunkan perlindungan antioksidan dalam tubuh. Hal ini bisa melindungi sel-sel rambut sensorik yang ada di telinga dan cukup penting untuk pendengaran serta keseimbangan tubuh.

Itulah beberapa informasi yang bisa kami berikan terkait dengan gangguan pendengaran dan hubungannya dengan diabetes tipe 1. Bagi anda yang membutuhkan layanan konsultasi terkait dengan gangguan pendengaran maka anda bisa mengunjungi kami di Klinik Pendengaran Jakarta.

Update Terkini

Ingin konsultasi lebih dekat?