Mengenal Microtia Sebagai Kelainan Bisa Berasal dari Keturunan

Microtia adalah kelainan bawaan dari telinga bagian luar yang tidak berkembang sepenuhnya selama trisemester pertama kehamilan.

Kata “microtia” adalah makna yang berarti “telinga kecil”. Berasal dari Bahasa latin “mikro” dan “otia”.

Telinga microtia bervariasi penampilannya, biasanya ukurannya lebih kecil, bahkan seukuran kacang.

Microtia terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran. Angka tersebut dapat berubah tergantung dari latar belakang atnis.

Dalam 90% kasus, microtia hanya terjadi pada satu sisi telinga, biasanya telinga kanan pada bayi laki-laki.

Microtia adalah kondisi telinga bagian luar yang terlalu kecil, namun sering dikaitkan dengan kondisi telinga tanpa saluran telinga atau atresia kanal, atau saluran telinga sempit (canal stenosis).

Telinga bagian tengah congek telinga
Photo by Jessica Flavia on Unsplash

Klasifikasi Telinga Microtia Dalam Beberapa Level

Para ahli medis mengelompokkan Microtia menjadi beberapa jenis kondisi dari yang paling mendekati normal, sampai yang jauh dari normal. Berikut ini penjelasannya.

Grade 1

Telinga akan tampak lebih kecil dari ukuran normal, tetapi tetap memiliki ciri-ciri telinga normal, meskipun tetap terdapat perbedaan bentuk.

Grade 2

Beberapa fitur telinga telah hilang, biasanya dua pertiga bagian telinga bawah masih ada terlihat. Microtia level dua ini disebut juga “mikrotia tipe conchal.”

Saluran telinga masih ada, tetapi akan sangan sempit sehingga sering dianggap stenosis.

Grade 3

Microtia di grade 3 adalah yang paling umum terjadi, satu-satunya fitur telinga yang tersisa adalah daun telinga yang sangat kecil seukuran kacang.

Biasa juga disebut “microtia tipe lolubar”. Saluran telinga juga sama sekali tidak ada, sehingga sering dianggap astresia aural.

Grade 4

Kondisi ini yang paling parah karena tidak ditemukan sama sekali telinga bagian luar, sehingga disebut anotia. Jarang terlihat.

telinga caplang rumah tangga harmonis
Photo by Jessica Rockowitz on Unsplash

Apakah Disebabkan dari Faktor Keturunan

Dalam banyak kasus, Microtia tidak diturunkan secara genetic. Pada 95% anak dengan kondisi Microtia tidak memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa.

Dokter juga tidak memiliki penjelasan pasti, namun pada sebagian besar kasus, tampaknya kondisi Microtia merupakan peristiwa atau anomali yang terjadi secara acak, tepatnya saat perkembangan embrio.

Faktor keturunan terjadi pada hanya 5% kasus Microtia. Bahkan kondisi ini dapat melewati banyak generasi, tanpa satupun anggota keluarga yang terpengaruh.

Jika Anda mengalami kondisi MIcrotia, maka kemungkinan hanya 5% pula anak Anda akan mengalami  kondisi yang sama dan jarang sekali terjadi.

Perawatan Kondisi Telinga Microtia

Kondisi telinga Microtia sebenarnya tidak benar-benar membutuhkan bantuan medis atau pengobatan tertentu.

Sayangnya kondisi Microtia menyebabkan gangguan pendengaran, sehingga membutuhkan penanganan.

Sebagai kondisi deformitas telinga, Microtia bisa diatasi dengan beberapa opsi pengobatan, salah satunya dengan prosthesis.

Pilihan lainnya adalah melakukan operasi rekonstruksi telinga. Operasi ini bisa dilakukan jika anak sudah berusia 6-9 tahun tergantung dari teknik yang digunakan juga.

Berikut beberapa penjelasan dari opsi penanganan kondisi telinga Microtia.

1. Rib Cartilage Graft Reconstruction / Rekonstruksi Cangkok Tulang Rawan

Terdapat 2 sampai 4 tahap untuk melakukan operasi rekonstruksi tersebut. Operasi ini dilakukan dokter dengan membuat telinga baru dari tulang rawan yang dikumpulkan dari tulang rusuk.

Beberapa ahli bedah menunggu sampai pasien berusia 8 tahun, namun, beberapa ahli bedah dengan lebih banyak pengalaman dapat memulai operasi pada anak berusia enam tahun.

Keuntungan utama dari operasi ini adalah bahwa jaringan pasien sendiri digunakan untuk rekonstruksi telinga.

2. Polyethylene Plastic Implant / Rekonstruksi dengan Implan Plastik Polietilen

Penggunaan implan polietilen berpori untuk rekonstruksi telinga dimulai pada 1980-an oleh Alexander Berghaus.

Operasi ini terdiri dari tahap 1-2 yang dapat dimulai pada anak usia 3 tahun.Pasien tidak dirawat di rumah sakit, melainkan dapat melakukan rawat jalan.

Dalam tahap pertama, operasi ini menggunakan kerangka berpori, memungkinkan jaringan pasien untuk tumbuh menjadi bahan dan jaringan flap pasien sendiri.

Tahap kedua baru akan dilakukan dalam 3-6 bulan jika diperlukan untuk penyesuaian kecil.

3. Prostesis Telinga

Metode ini dilakukan dengan cara menempelkan telinga palsu yang tampak sangat realistis pada telinga.

Bahan prosthesis merupakan silicon, kemudian diwarnai sesuai dengan warna kulit di sekitarnya. Prostesis dilekatkan dengan perekat atau sekrup titanium yang dimasukkan ke dalam tengkorak.

Sekrup tersebut dipasang dengan system magnet atau batang/klip.

Prostesis membutuhkan beberapa menit perawatan harian.

Kondisi Medis Lain yang Mempengaruhi Microtia

Kebanyakan pasien tidak memiliki masalah medis lain yang parah pada telinga.

Sekitar 50% pasien memilki tulang dan jaringan lunak yang kurang berkembang pada sisi wajah, disebut juga kondisi mikrosomia hemifasial.

Hingga 15% pasien memilki kelemahan sarah pada wajah. Kelainan umum lainnya adalah bibir sumbing atau langit-langit mulut sumbing, jantung, dan masalah urologis.

Microtia hanya terkadang dikaitkan dengan sindrom craniofacial lainnya, seperti Treacher Collins Syndrome dan Goldenhar Syndrome.

Kesimpulan

Tidak ada alasan pasti yang bisa dijelaskan oleh dokter mengenai kondisi telinga Microtia, penyebabnya pun belum diketahui.

Kondisi ini bisa terjadi pada siapapun secara acak. Dokter mengklasifikasi kondisi Microtia menjadi 4 level, mulai dari yang paling mendekati normal sampai yang paling jauh dari normal.

Bayi yang terlahir dalam kondisi ini baru bisa direkonstruksi telinganya menyerupai telinga normal saat memasuki usia 3 – 9 tahun.

Ingin konsultasi lebih dekat?