Diskon Spesial Untukmu! Klik Disini
7 Mitos Umum Pendengaran yang Perlu Dibongkar
Apakah Anda tahu bahwa banyak tentang mitos terkait pendengaran. Simak 7 mitos umum pendengaran yang perlu dibongkar dari AQM Hearing Center.
Seringkali kita mengabaikan atau menolak adanya masalah dengan kesehatan kita. Masalah kesehatan sulit untuk diakui dan bisa menakutkan apalagi gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran seringkali mudah disangkal karena timbul secara perlahan dan mungkin tidak terdeteksi pada awalnya.
Kemungkinan kita mengalami berbagai jenis dan tingkat gangguan pendengaran, dan tidak menjadi kebal karena faktor usia yang lebih muda. Mempercayai beberapa mitos umum tentang gangguan pendengaran berdampak buruk pada kesehatan kita lebih dari sekedar kemampuan mendengar dengan baik.
Gangguan pendengaran cenderung memburuk seiring waktu berjalan. Mengetahui tentang kesehatan pendengaran dan mengidentifikasi gangguan kesehatan perlu dan sangat penting.
Perlu diketahui bahwa banyak mitos terkait dengan pendengaran. Simak 7 mitos pendengaran yang perlu dibongkar kebenarannya.
1. Gangguan pendengaran yang dapat dicegah dan tidak dapat dihindari seiring pertambahan usia.
Fakta yang benar adalah meskipun tidak semua gangguan pendengaran dapat dicegah, namun sebagian besar masalah pendengaran dapat dicegah dengan melakukan perubahan terkait gaya hidup seperti memperhatikan pola hidup teratur dan hidup sehat.
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), paparan berulang kebisingan merupakan salah satu penyebab utama kerusakan pendengaran permanen. Sekitar 15 persen dari populasi Amerika yang berusia antara 20 hingga 69 tahun diketahui mengalami gangguan pendengaran akibat paparan kebisingan di tempat kerja atau saat beraktivitas santai, dan 24 persen gangguan pendengaran terkait dengan paparan kebisingan di tempat kerja.
Mencegah kerusakan pendengaran penting dilakukan dengan menghindari paparan suara keras dan menggunakan pelindung telinga jika paparan suara keras tidak dapat dihindari. Merokok dapat menyebabkan masalah pendengaran. Selain itu, diabetes dan penyakit jantung juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Perubahan terhadap gaya hidup perlu dilakukan dengan makan yang sehat. Mitos terkait pendengaran dapat dicegah dan tidak dapat dihindari seiring pertambahan usia perlu ditolak.
2. Hanya orang dewasa yang mengalami gangguan pendengaran
Fakta bahwa tidak hanya orang dewasa yang mengalami gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran dapat terjadi pada bayi dan anak-anak.
Diperkiraan bahwa di Amerika Serikat, sekitar 48 juta orang mengalami gangguan pendengaran, dengan dua pertiga dari mereka berusia di bawah 65 tahun. Tinnitus, yang merupakan kondisi telinga berdenging, memengaruhi sekitar 50 juta orang di Amerika Serikat.
Paparan kebisingan yang menyebabkan gangguan pendengaran dapat mempengaruhi kesehatan pendengaran dari segala usia, dan kerusakan pendengaran tersebut bersifat kumulatif dan permanen.
3. Bahwa anak kecil atau bayi tidak perlu menjalani tes pendengaran
Fakta yang tepat adalah semua orang dari bayi hingga dewasa perlu menjalani tes pendengaran secara teratur untuk mengetahui kondisi pendengaran.
Lebih dari 90% anak tungarungu lahir dari orang tua yang dapat mendengar namun tidak dideteksi dan dilakukan intervensi dini. Anak tunarungu dapat mengembangkan keterampilan komunikasi pada tingkat yang sama dengan anak yang dapat mendengar
4. Mitos saya dapat mendengar dengan baik, Saya akan tahu kapan mengalami gangguan pendengaran dan tidak membutuhkan alat bantu dengar
Fakta: Gangguan pendengaran terjadi secara bertahap oleh sebab itu, perlu untuk mendeteksi dengan melakukan tes pendengaran secara rutin untuk mengetahui kondisi pendengaran.
Gangguan pendengaran dapat memburuk seiring waktu, alat bantu dengar hanya dapat efektif apabila ada tingkat pendengaran yang dapat diselamatkan. Konsultasikan pendengaran anda ke tenaga profesional seperti THT untuk mengetahui masalah pendengaran yang terjadi.
5. Mitos Alat Bantu Dengar Secara instan memperbaiki gangguan pendengaran
Fakta: Menggunakan alat bantu dengar perlu adaptasi tidak instan seperti penggunaan kacamata saat tidak bisa melihat dengan jelas.
Alat bantu dengar tidak akan mengembalikan pendengaran secara penuh hingga 100 persen. Berbeda dengan kacamata yang dapat langsung digunakan tanpa pelatihan tambahan, penggunaan alat bantu dengar mungkin membutuhkan pelatihan pendengaran tambahan untuk membantu otak dalam memproses suara.
Umumnya, alat bantu dengar memerlukan beberapa kunjungan ke ahli audiologi untuk melakukan pemrograman yang sesuai dengan kebutuhan unik setiap pasien.
6. Gangguan Pendengaran tidak berbahaya bagi kesehatan
Fakta: Gangguan pendengaran menyebabkan penurunan kognitif yang mempunyai dampak pada kesehatan lainnya pada seluruh tubuh. Selain kesehatan fisik juga kesehatan mental seperti mengalami depresi dapat terjadi akibat gangguan pendengaran.
Dampak dari gangguan pendengaran dapat meliputi masalah ingatan, isolasi sosial, penurunan kinerja, risiko jatuh, depresi, pusing, dan sebagainya.
Pengobatan gangguan pendengaran, misalnya dengan menggunakan alat bantu dengar, dapat mencegah atau bahkan membalikkan beberapa kondisi kesehatan yang disebabkan oleh gangguan pendengaran.
Semakin dini gangguan pendengaran diobati, semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam memperbaiki pendengaran, dan dengan demikian, memberikan perbaikan yang lebih baik terhadap kondisi yang terkait.
7. Hanya ada satu jenis gangguan pendengaran yang berpengaruh pada kedua telinga
Fakta bahwa terdapat 3 jenis gangguan pendengaran yaitu konduktif, sensorineural, dan campuran yang dapat memengaruhi bagian-bagian dari telinga masing-masing.
Jenis gangguan pendengaran tergantung pada bagian telinga mana yang mengalami kerusakan. Gangguan pendengaran terjadi disebabkan oleh banyak faktor dari gaya hidup, usia, genetik, dan penyakit lain yang berpengaruh terhadap kesehatan pendengaran.
Sekian informasi mengenai 7 mitos umum pendengaran yang perlu dibongkar dari AQM Hearing Center. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
AQM Hearing Center merupakan penyedia jasa kesehatan pendengaran dan alat bantu dengar dengan standar Internasional.