Menderita Tinnitus Apakah Juga Berarti Menderita Gangguan Pendengaran?

Apakah Anda pernah merasakan sensasi suara dering pada telinga? Sensasi dering pada telinga ini disebut dengan tinnitus

Tinnitus merupakan salah satu kondisi yang paling banyak dikeluhkan atau dilaporkan kepada tenaga kesehatan yang profesional di bagian pendengaran. 

Seringkali, telinga berdenging dikaitkan dengan gangguan pendengaran. Namun, faktanya, tidak semua penderita tinnitus akan mengalami gangguan pendengaran. 

Tinnitus

Seseorang yang mengalami telinga berdenging, biasanya akan mendengar suara dering pada telinga dalam kurun waktu yang sebentar bahkan lama. Sebagian besar bunyi dering ini hanya bisa didengar oleh penderitanya saja. 

Sensasi suara dering ini bisa terdengar lembut atau keras. Pada beberapa kondisi, suara dering dapat terdengar begitu keras hingga mengganggu konsentrasi dan menutupi suara lingkungan sekitar. 

Sensasi dering pada telinga dapat terjadi di salah satu sisi telinga atau kedua sisi telinga. Kondisi ini tidak memandang usia. Baik anak-anak maupun lansia dapat mengalami tinnitus. 

Namun, memang, kebanyakan orang yang mengalami tinnitus adalah mereka yang berusia di atas 60 tahun. 

Penyebab Tinnitus

Telinga berdenging bukanlah suatu penyakit. Namun, telinga berdenging merupakan gejala yang diakibatkan karena kondisi tertentu. 

Tinnitus dapat terjadi karena gangguan pada organ dalam atau struktur telinga atau karena efek samping obat-obatan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai penyebab telinga berdenging. 

1. Kehilangan Pendengaran Karena Usia

Ketika usia semakin bertambah, biasanya orang akan mengalami penurunan kemampuan untuk mendengar. Bahkan pada beberapa kasus, kehilangan pendengaran dapat terjadi pada usia di atas 60 tahun.  

Orang-orang di atas 60 tahun dengan kondisi kehilangan pendengaran biasanya juga akan mengalami telinga berdenging. Dalam dunia medis, istilah untuk jenis gangguan pendengaran ini yaitu presbikusis.

2. Paparan Terhadap Suara Keras

Penyebab telinga berdenging yang kedua yaitu karena terpapar suara yang sangat keras. Ketika paparan terhadap suara keras hanya berlangsung sebentar, maka sensasi telinga berdenging ini akan segera hilang. Namun, apabila paparan terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka hal itu dapat menyebabkan kerusakan permanen. 

3. Penumpukan Kotoran Telinga

Kotoran telinga atau serumen berfungsi untuk melindungi saluran telinga dari kotoran atau benda asing yang masuk ke telinga. Namun, ketika kotoran telinga tidak dibersihkan dengan cara yang tepat, hal itu bisa menyebabkan penumpukan di saluran telinga. 

Ketika kotoran telinga terlalu menumpuk, maka akan sulit untuk menghilangkannya secara alami. Hal tersebut dapat memicu timbulnya gangguan pendengaran atau iritasi pada gendang telinga yang dapat menyebabkan tinnitus. 

4. Perubahan Pada Tulang Telinga

Penyebab telinga berdenging yang terakhir yaitu perubahan pada tulang telinga. Otosklerosis atau kekakuan pada tulang-tulang pendengaran dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan tinnitus. 

Photo by Karolina Grabowska

Alasan Tinnitus dan Gangguan Pendengaran Terjadi Secara Bersamaan

Proses mendengar dimulai dari telinga bagian luar, lalu telinga bagian tengah, dan terakhir telinga bagian dalam. Pada telinga bagian dalam, terdapat sel-sel rambut yang berfungsi untuk menyalurkan suara dari saraf pendengaran ke otak. 

Ketika seseorang mengalami gangguan pendengaran, hal tersebut dapat terjadi pada setiap proses pendengaran, seperti telinga bagian luar, tengah, sel-sel rambut, saraf pendengaran, ataupun otak. 

Gangguan pendengaran dan tinnitus seringkali terjadi secara bersamaan. Penyebabnya adalah baik gangguan pendengaran maupun tinnitus dapat terjadi karena adanya kerusakan yang sama pada sistem pendengaran. 

Maka, biasanya ketika Anda mengalami telinga berdenging, Anda juga akan mengalami gangguan pendengaran. Meskipun tidak selalu. 

Sebab, ada faktor lain yang dapat menyebabkan tinnitus. Misalnya obat-obatan (aspirin dengan dosis tinggi), stres, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan disfungsi sendi temporomandibular. 

Penelitian Tentang Tinnitus

Pembahasan mengenai kaitan antara gangguan pendengaran dan telinga berdenging begitu menarik untuk diteliti. Salah satu dokter dari RSUD dr. Soetomo, Dr. Nyilo Purnami, dr., Sp. THT-KL(K) dan Yudhistira Thriesnarsandhi, dr., melakukan penelitian mengenai tinnitus dan gangguan pendengaran. 

Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif retrospektif dan dilakukan dengan pengambilan data dari rekam medis. 

Dengan menggunakan data dari 420 pasien, penelitian berlangsung pada bulan Januari 2016 hingga Desember 2018. Data penelitian tersebut menggunakan rasio pasien pria dan wanita sebanyak 3 banding 1. 

Oleh karena itu, pasien terbanyak yang mengalami telinga berdenging yaitu laki-laki dengan jumlah 315 pasien (75%). Penelitian tersebut juga menemukan bahwa kelompok umur penderita tinnitus terbanyak berada pada kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 232 pasien (55,2%). 

Keluhan non tinnitus sebanyak 286 pasien (68%). Untuk keluhan telinga berdengung pada salah satu sisi telinga sebanyak 398 pasien (94,7). Keluhan tinnitus dengan gangguan pendengaran 384 pasien (91,4). Gangguan pendengaran pada tipe sensorineural sebanyak 191 pasien (49,8%). 

Dari data penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan pasien tinnitus juga mengalami gangguan pendengaran. Penyebabnya adalah tinnitus banyak terjadi karena adanya masalah pada telinga bagian dalam. 

Penutup

Tinnitus merupakan suatu gejala dari penyebab kondisi tertentu. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter apabila telinga Anda berdenging. 

Karena umumnya telinga berdenging disertai dengan gangguan pendengaran, maka dokter juga akan memeriksa sistem pendengaran Anda. Sehingga Anda akan mengetahui penyebab pasti dan keluhan yang sebenarnya terjadi. 

Jika Anda memiliki keluhan gangguan pendengaran dan membutuhkan alat bantu dengar, Anda bisa mengunjungi AQM Hearing Center.

Sumber Foto : Photo by Monstera

Ingin konsultasi lebih dekat?