Gangguan Pendengaran Meningkatkan Risiko Cedera Karena Jatuh

Gangguan pendengaran ternyata tidak hanya berdampak pada penurunan kemampuan untuk mendengar suara saja. Pada beberapa kasus, seseorang yang pendengarannya terganggu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami cedera karena jatuh. 

Menurut WHO, jatuh merupakan penyebab utama kedua kematian cedera tidak disengaja di seluruh dunia. Jatuh juga menjadi penyebab paling umum dari cedera otak traumatis. Bahkan 3 juta kasus jatuh membutuhkan perhatian medis setiap tahunnya.

Umumnya, orang-orang dengan usia lebih dari 60 tahun paling banyak mengalami jatuh yang fatal. Beberapa penyebab orang lanjut usia lebih rentan jatuh yaitu karena efek samping pengobatan, masalah penglihatan, refleks yang semakin lambat, dan sebagainya. 

Selain itu, penanganan pada masalah pendengaran yang tidak tepat juga bisa meningkatkan risiko seseorang untuk jatuh, baik itu pada orang lanjut usia maupun orang yang masih muda. Beberapa penelitian telah membuktikan kaitan antara gangguan pendengaran dan risiko seseorang untuk terjatuh dan mengalami cedera. 

Photo by Karolina Grabowska

Penelitian Mengenai Hubungan Antara Gangguan Pendengaran dan Risiko Cedera

Ada beberapa penelitian yang sudah meneliti mengenai hubungan antara gangguan pendengaran dengan risiko cedera karena jatuh. Beberapa survei tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa seseorang yang pendengarannya terganggu memiliki risiko lebih tinggi untuk terjatuh daripada mereka yang memiliki pendengaran normal.

Artikel ini akan membahas mengenai penelitian tentang kaitan antara pendengaran yang terganggu dan risiko seseorang mengalami cedera karena jatuh. Bagaimana hasilnya?

Berikut adalah penjelasan mengenai penelitian tentang gangguan pendengaran dan risiko cedera yang dilakukan oleh peneliti US.

1. Penelitian Pada Tahun 2001 Hingga 2004

Penelitian mengenai hubungan pendengaran yang terganggu dan risiko cedera karena jatuh terjadi pada tahun 2001 hingga 2004. Para peneliti yang melakukan penelitian ini berasal dari Universitas Johns Hopkins. 

Para peneliti menggunakan data dari 20.000 orang yang ikut serta dalam U.S. National Health and Nutrition Examination Survey untuk dianalisis. 

Penelitian dilakukan dengan cara menguji pendengaran setiap peserta. Peserta penelitian juga diminta untuk menjawab pertanyaan apakah mereka pernah jatuh pada satu tahun terakhir. 

Peneliti juga memperhitungkan faktor lain yang memungkinkan menyebabkan seseorang terjatuh. Misalnya faktor usia, jenis kelamin, ras, penyakit jantung, dan kemampuan keseimbangan tubuh. 

Dari hasil penelitian tersebut, peneliti menemukan fakta jika seseorang dengan gangguan pendengaran ringan, yaitu 25 desibel, memiliki risiko tiga kali lebih besar untuk terjatuh daripada mereka yang pendengarannya tidak terganggu 

Selain itu, penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa setiap tambahan 10 desibel, risiko seseorang yang pendengarannya terganggu untuk terjatuh akan meningkat menjadi 1,4 kali lipat. 

Dr. Frank Lin yang merupakan asisten profesor Johns Hopkins University School of Medicine dan University Bloomberg School of Public Health mengatakan bahwa seseorang yang mengalami gangguan pendengaran memiliki risiko lebih tinggi untuk terjatuh saat berjalan. Alasannya karena orang yang pendengarannya terganggu tidak memiliki pengenalan yang baik terhadap keadaan lingkungan mereka secara keseluruhan. 

Selain itu, Dr. Frank Lin juga mengatakan jika gangguan pendengaran bisa menyebabkan beban kerja otak menjadi lebih berat karena terbatasnya sumber daya.

2. Penelitian Pada Tahun 2007 Hingga 2015

Pada tahun 2007 hingga 2015 para peneliti di US kembali melakukan penelitian mengenai hubungan antara pendengaran yang terganggu dengan risiko jatuh. 

Penelitian pada kurun waktu ini menggunakan lebih banyak data untuk dianalisis. Para peneliti melakukan survei terhadap 272.000 orang dewasa. 

Pada penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang hampir sama dengan penelitian pada tahun 2001 hingga 2004 kepada para peserta. Peneliti meminta peserta untuk menilai pendengaran mereka dan menanyakan apakah peserta pernah mengalami cedera karena kecelakaan dalam 3 bulan terakhir. 

Penelitian tersebut menemukan bahwa sekitar 6,6 juta orang dari 232,2 juta orang mengalami cedera karena kecelakaan pada setiap tahun. 

Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang mengalami gangguan pendengaran ringan memiliki risiko 60% untuk mengalami cedera yang tidak disengaja selama penelitian berlangsung. Bagi orang yang mengalami gangguan pendengaran sedang, mereka akan memiliki risiko 70% untuk mengalami cedera. Sementara itu, bagi orang dengan gangguan pendengaran berat, mereka memiliki risiko 90% untuk mengalami cedera. 

Penutup

Demikian penjelasan mengenai hubungan antara gangguan pendengaran dengan risiko seseorang mengalami cedera karena jatuh. Berdasarkan hasil kedua penelitian yang dilakukan oleh peneliti US tersebut, menunjukkan bahwa gangguan pendengaran berpengaruh pada risiko seseorang untuk terjatuh. 

Oleh karena itu, apabila Anda mulai merasakan gangguan pendengaran, segera periksakan diri Anda untuk mencegah dampak negatif dari penurunan kemampuan pendengaran Anda. 

Bagi Anda yang sedang mencari produk alat bantu dengar berkualitas, Anda bisa mengunjungi AQM Hearing Center.

Sumber Foto : Photo by Askar Abayev

Ingin konsultasi lebih dekat?