Diskon Spesial Untukmu! Klik Disini
Gangguan Pendengaran dan Demensia
Presbikusis atau yang biasa diklaim gangguan pendengaran sensorik dalam lansia adalah gangguan indera pendengaran akibat dari proses degenerasi (penurunan kemampuan dalam sel, jaringan, atau organ) indera pendengaran. Sebagian penderita presbikusis merupakan lansia berusia 65 tahun ke atas. Penurunan kemampuan indera pendengaran seringkali dikaitkan dengan penurunan kemampuan kognitif dalam lansia penderita demensia. Gangguan fungsi kognitif sering disertai dan diawali menggunakan penurunan kendali emosi, konduite sosial, atau motivasi. Demensia merupakan sindrom yang umumnya bersifat kronis atau progresif yang juga terjadi akibat proses penuaan.
Menurut sebuah penelitian, 50 juta orang di seluruh dunia menderita demensia. Prevalensi demensia meningkat seiring bertambahnya usia. Prevalensi demensia 22 juta orang berada di Asia. Jika penyebabnya tetap tidak teratasi, jumlah ini akan terus tumbuh secara signifikan hingga tahun 2050. Salah satunya adalah masalah gangguan pendengaran. Oleh sebab itu, gangguan pendengaran dan demensia telah termasuk sebagai tantangan masyarakat global bagi kesehatan dan sosial.
Keterkaitan Gangguan Pendengaran dan Demensia
Penelitian mengakui bahwa sains belum setuju mengapa gangguan pendengaran yang tidak mendapatkatkan pengobatan, bisa meningkatkan risiko demensia. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan pendengaran meningkatkan beban kognitif pada otak, menyebabkan isolasi sosial dan depresi, dan mempercepat atrofi otak. Ini semua adalah faktor yang berkontribusi terhadap demensia. Saat ini, setidaknya, ada penelitian yang menunjukkan bagaimana risiko pengembangan demensia dapat terminimalisir, yang sebagian besar berada di bawah kendali kita. Ini adalah berita bagus bagi siapa pun yang khawatir tentang situasi yang mengerikan ini.
Cara Mencegah Demensia
Dua puluh empat ahli dari Komite Pencegahan Demensia Internasional menyimpulkan bahwa jika setiap orang dapat mengelola sembilan faktor gaya hidup, satu dari tiga kasus demensia dapat dicegah. Salah satunya gangguan pendengaran pada usia paruh baya. Hal ini menunjukkan seiring bertambahnya usia, keterkaitan gangguan pendengaran dan demensia semakin erat. Delapan lainnya termasuk meningkatkan pendidikan dan olahraga, menjaga hubungan sosial, mengurangi atau berhenti merokok, dan mengobati depresi, diabetes, tekanan darah tinggi, dan obesitas.
Demensia biasanya tanpa gejala sampai usia 65 tahun. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya hal ini bermulai pada usia 40-65 tahun. Mereka menyarankan bahwa mengelola sembilan faktor risiko pada berbagai tahap kehidupan dapat mencegah atau menunda demensia.
Gangguan Pendengaran dan Demensia Dapat Dicegah
Mengalami gangguan pendengaran tentu saja sangat menyiksa. Hal ini membuat anda tidak bisa fokus mengerjakan pekerjaan anda dengan baik. Jika anda mengalami gangguan pendengaran, maka yang terbaik adalah memeriksanya sesegera mungkin untuk menghindari masalah lebih lanjut. Oleh karena itu, Anda bisa segera mendapatkan bantuan dari alat bantu dengar. Anda dapat mendengarkan kembali dengan bantuan alat bantu dengar. Kehidupan sosial Anda tidak lagi terganggu. Selain itu juga terhindar dari risiko demensia karena otak tidak berfungsi secara berlebihan.
Jika anda merasa sedikit kurang nyaman pada pendengaran anda, atau merasa seperti mengalami gangguan pendengaran, anda dapat mengunjungi AQM Hearing Centre. AQM Hearing Centre dapat membantu anda mengatasi masalah anda soal pendengaran. Kami dapat membantu anda melalui konsultasi kesehatan pendengaran. Dengan begitu, kami dapat menganjurkan langkah selanjutnya dengan tepat yang perlu anda lakukan.
Demikian adalah informasi tentang gangguan pendengaran dan demensia. Demensia memang identik dengan orang lanjut usia, namun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada usia muda. Selain itu, perubahan fungsi otak pada orang penderita demensia dapat mempengaruhi fungsi pendengaran. Jika terjadi seperti ini, segera temui profesional kesehatan pendengaran anda. Mari bersama – sama menuju Indonesia yang lebih sehat.