Diskon Spesial Untukmu! Klik Disini
Penyebab Benjolan Telinga Bagian Atas, Belakang hingga Daun Telinga
Benjolan telinga adalah pembengkakan pada telinga, berupa nodul, tumor, atau kista. Rasanya bisa sakit atau bisa juga tidak sakit.
Kondisi benjolan telinga disebabkan oleh eksostosis dan estoma, yaitu jenis tumor yang tumbuh di tulang liang telinga.
Nyeri yang tertekan di tulang belakang telinga bersama rasa sakit dan bengkak, bisa juga mengindikasikan mastoiditis, yaitu infeksi tulang mastoid.
Infeksi telinga lainnya bisa karena bisul atau abses. Sebenarnya banyak sekali jenis infeksi yang menyebabkan kelenjar getah bening di belakang dan di bawah telinga dekat tulang rahang, rasanya akan seperti benjolan.
Gejala Benjolan Telinga
Awalnya telinga akan terasa gatal sampai tampak kemerahan hingga menjadi bengkak. Terakhir akan keluar nanah dari telinga.
Gejala lainnya juga akan timbul di sekujur tubuh:
- Batuk
- Demam dan kedinginan
- Sakit kepala
- Kekakuan dan nyeri sendi
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Berkeringat
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
Dalam beberapa kasus, benjolan telinga dapat terjadi dengan gejala lain, yang mungkin mengindikasikan kondisi serius atau mengancam jiwa yang harus segera dievaluasi dalam keadaan darurat.
Berikut gejala serius yang perlu diperhatikan selanjutnya:
1. Perubahan tingkat kesadaran atau kewaspadaan, seperti pingsan atau tidak responsif
2. Perubahan status mental atau perubahan perilaku mendadak, seperti kebingungan, delirium, lesu, halusinasi, dan delusi.
3. Pendarahan yang banyak atau tidak terkendali.
Beberapa Jenis Indikasi Benjolan Telinga
Benjolan telinga dapat disebabkan oleh infeksi (seperti radang tenggorokan, pilek, atau flu), jerawat atau kista, atau lipoma.
Benjolan ini seringkali tidak menimbulkan gejala apapun, dan umumnya tidak berbahaya.
Jika Anda melihat benjolan di belakang telinga setelah infeksi baru-baru ini, mungkin itu adalah pembengkakan kelenjar getah bening.
Jika benjolan telinga menyebabkan rasa sakit, membutuhkan waktu lama untuk sembuh, bentuknya sangat tidak beraturan atau jika ukurannya bertambah, konsultasikan dengan dokter.
Benjolan telinga bisa beragam, karena penyebabnya pun juga berbeda-beda. Berikut ini beragam jenis indikasi benjolan sekitar telinga.
1. Chondrodermatitis nodularis helicis (CNH)
Benjolan pada telinga juga bisa merupakan indikasi atas kondisi telinga Chondrodermatitis nodularis helicis (CNH), yaitu suatu kondisi peradangan dan benjolan keras kecil di tulang rawan telinga.
CNH disebut penyakit Winkler, dinamai sesuai dengan dokter kulit yang pertama kali menggambarkannya pada tahun 1915.
Penyebab pasti chondrodermatitis tidak diketahui. Dokter percaya disebabkan oleh kombinasi kerusakan akibat sinar matahari dan tekanan.
Kerusakan akibat sinar matahari melemahkan dan menipiskan kulit. Kulit dan tulang rawan yang menipis rusak karena tekanan.
Ini menyebabkan pembengkakan dan pengerasan kulit, yang menyebabkan benjolan. Benjolan tersebut akan semakin parah jika mengalami tekanan yang lebih kuat.
Beberapa hal yang menyebabkan tekanan pada telinga antara lain pemakaian headphone, alat bantu dengar, atau penutup kepala lainnya dalam waktu lama dan tidur pada sisi yang sama setiap malam.
Bagian luar telinga Anda tidak memiliki banyak jaringan di bawah kulit, dan tidak memiliki banyak suplai darah. Faktor-faktor ini membuatnya lebih rentan untuk mengembangkan luka akibat tekanan.
2. Benjolan Daun Telinga
Benjolan lainnya pada telinga, yaitu earlobe cyst, yaitu benjolan pada daun telinga yang juga sering disebut kista epidermoid atau kista sebasea.
Benjolan di daun telinga biasanya disebabkan karena tersumbatnya kelenjar minyak di bagian bawah kulit.
Benjolan daun telinga bisa tampak seperti kantung yang terdapat dalam sel kulit mati. Warnanya tampak sedikit berbeda dari warna kulit, bahkan bisa menjadi kemerahan.
Ukurannya juga tidak lebih dari sebesar kacang polong, namun bisa tumbuh membesar. Benjolan ini tidak akan menimbulkan masalah besar, tapi akan membuat ketidaknyamanan.
3. Benjolan Belakang Telinga (Mastoiditis)
Mastoiditis adalah infeksi pada tulang yang terletak di belakang telinga, dapat terjadi setelah infeksi telinga, terutama jika tidak diobati dengan benar.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun, tetapi dapat terjadi pada usia berapa pun.
Mastoiditis biasanya juga dikaitkan dengan gejala seperti sakit kepala, penurunan pendengaran, dan keluarnya cairan seperti cairan dari telinga.
4. Lipoma
Lipoma adalah jenis benjolan yang tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala lainnya. Disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari sel-sel lemak yang dapat muncul di mana saja di tubuh dan biasanya tumbuh perlahan.
Lipoma berbeda dibandingkan dengan kista sebaceous karena terdiri dari sel-sel lemak, sedangkan kista sebaceous terdiri dari sebum.
Namun, perawatan untuk kedua benjolan ini sama, biasanya melibatkan operasi pengangkatan.
5. Kelenjar Getah Bening (Lymph Nodes)
Kelenjar getah bening, dapat ditemukan di seluruh tubuh, dan biasanya menjadi bengkak (atau reaktif) dengan adanya infeksi di daerah yang terkena.
Kelenjar getah bening juga menjadi bengkak karena penyakit autoimun, penggunaan obat-obatan, atau bahkan kanker kepala dan leher, atau limfoma.
Pembengkakan kelenjar getah bening cenderung sementara. Ukurannya cukup kecil. dapat menghilang dalam waktu 3 sampai 30 hari.
Jika kelenjar getah bening terus tumbuh, bertahan lebih dari 30 hari, atau jika Anda memiliki gejala lain seperti penurunan berat badan dan demam, lebih baik kunjungi dokter.
Kesimpulan
Benjolan telinga diawali dengan gejala sekitar telinga akan terasa gatal, kemerahan, hingga menjadi bengkak.
Gejala lainnya akan timbul pada tubuh, seperti demam, sakit kepala, pilek, sakit tenggorokan, berkeringat, dan penurunan berat badan yang tidak jelas.
Penyebab utama dari benjolan telinga adalah karena infeksi. Bisa terjadi di telinga bagian atas, bagian bawah, tulang rawan telinga, sampai di daun telinga.
Setiap area benjolan memiliki penyebab masing-masing, namun umumnya tidak begitu parah. Jika parah, akan dilakukan tindakan pembedahan.
—
(Kontributor: Pramitha Chandra)