Apa Itu Mikrotia? Kelainan Bentuk Telinga

Apakah anda tahu mengenai penyakit mikrotia? Berikut informasi kelainan bentuk telinga atau yang disebut dengan mikrotia.

Mikrotia merupakan kelainan bentuk telinga bawaan lahir yang menyebabkan bayi lahir dengan bentuk daun telinga yang tidak normal.

Microtia ini jenis penyakit yang terbentuk dari dua kata yakni micro yang berarti kecil dan otia yang berarti telinga. Penyakit Microtia adalah gangguan telinga luar kecil dan tumbuh secara abnormal.

Jeis penyakit ini biasanya disebut dengan cacat lahir pada telinga si bayi yang mana telinga tidak tumbuh secara seumpurna sehingga telinga bagian luar berukuran kecil serta tidak terbentuk secara baik.

Telinga mikrotia disebut juga dengan telinga menyerupai bentuk kacang. Microtia yang paling berat disebut anotia.anotia ini merupakan bentuk daun telinga yang tidak terbentuk sama sekali.

Kelainan bentuk telinga microtia ini hanya mempengaruhi bentuk telinga bagian luar saja. Telinga bagian dalam kepala tidak mengalami masalah dan memiliki struktur anatomi yang semestinya.

Kelainan microtia biasanya terjadi pada bayi. Beberapa bayi yang mengalami kondisi ini mempunyai saluran telinga yang sempit atau bahkan hilang atau tidak ada. Saluran telinga tersebut disebut dengan canal stenosis (saluran telinga yang sempit) dan canal atresia atau aural atresia (hilangnya atau tidak adanya saluran telinga).

mikrotia

Microtia

Kondisi microtia pada bayi ini terjadi akibat kelainan kongenital atau bawaan pada telinga dapat terjadi pada salah satu sisi telinga atau bahkan kedua telinga. Beberapa jenis penyakit mikrotia sebagai berikut.

Tipe 1: Liang telinga dan daun telinga nampak normal namun memiliki ukuran yang sedikit lebih kecil daripada ukuran daun telinga normal pada umumnya. Pada tipe 1 saluran telinga bayi mengalami penyempitan atau bahkan saluran telinga hilang.

Tipe 2: terdapat beberapa bagian daun telinga hilang dan lubang nampak sangat sempit. Pada tipe 2 kondisi telinga nampak kecil dan bahkan cacat. Selain itu, saluran telinga sempit bahkan sampai hilang.

Tipe 3: daun telinga memiliki bentuk serupa dengan kacang dan tidak terdapat lubang telinga. Pada tipe 3 telinga ini memiliki lobus dan tulang rawan yang kecil dan biasanya tidak memiliki saluran telinga.

Tipe 4: kondisi mikrotia yang terjadi pada bayi adalah telinga bagian luar bayi termasuk daun telinga serta liang telinga tidak ini. Hal ini disebut anotia atau kondisi mikrotia kronik. Pada tipe 4 telinga ini tidak memiliki saluran telinga.

Resiko dari Mikrotia

Penyakit kelainan daun telinga dapat terjadi karena mutasi genetic pada bayi di dalam kandungan yang menyebabkan bentuk telinga tidak sempurna dan bermasalah. Kelainan genetik yang dibawa oleh bayi dapat terjadi walaupun orang tuanya tidak mempunyai masalah genetik.

Beberapa kelainan genetic yang memiliki keterkaitan dengan penyakit mikrotia dapat mempengaruhi perkembangan tubuh lainnya terutama bagian kepala seperti:

Sindrom treacher collins merupakan kondisi bentuk wajah yang mana mempengaruhi bentuk rahang, tulang pipi, dan juga dagu.

Sindrom Goldenhar merupakan penyakit genetic yang mempengaruhi bentuk wajah yang mana bayi lahir dengan bentuk hidung, bibiri, rahang, dan telinga yang tidak sempurna.

Hemificial microsomia merupakan kondisi kelainan pada perkembangan bentuk wajah yang ditandai dengan salah satu sisi bagian wajah tidak normal.

Perlu diketahui bahwa resiko bayi terkena mikrotia adalah ketika si ibu bayi mengalami kondisi atau penyakit seperti.

-Diabetes yang dapat menyebabkan resiko tinggi melahirkan bayi dengan kondisi mikrotia.

-Rubella yang terjadi pada trisemester pertama

– Ibu bayi mengonsumsi minuman alcohol saat hamil

-Kekurangan gizi saat hamil terutama asam folat dan juga karbohidrat. Pola makan ketika hamil harus selalu dijaga. Mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat dan karbohidrat dapat mencegah bayi lahir cacat. Selain itu, ibu hamil lebih baik mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat.

-Minum atau menggunakan obat-obatan saat hamil seperti kandungan obat thalidomide dan isotretinoin.

Dampak dari Mikrotia

Mikrotia memiliki dampak pada penderitanya yaitu penderita akan mengalami gangguan pendengaran. Hal ini dikarenakan telinga mengalami ketidaksempurnaan bentuk pada bagian telinga bagian luar sehingga suara dari luar sulit untuk menjangkau telinga bagian tengah dan dalam.

Dampak yang terjadi karena mikrotia adalah tuli konduktif. Tuli konduksi adalah penyakit telinga sehingga menyebabkan gangguan pendengaran.

Kondisi penyakit mikrotia yang semakin parah menjadikan penderita sulit mendengar. Mikotria yang terjadi pada bayi menyebabkan anak sulit bertumbuh dan berkembang karena dapat menyebabkan keterlambatan dan kesulitan bicara.

Dampak lain yang terjadi pada penderita mikrotia adalah ketika si bayi mulai bertumbuh dewasa dia akan merasa kurang percaya diri dan bahkan menarik diri dari lingkungannnya karena memiliki kondisi bentuk telinga tidak sempurna. Oleh sebab itu, peranan keluarga dan orang tua sangat diperlukan untuk memahami kondisi keterbatasan fisik pada anak tersebut.

Cara mendiagnosis kondisi mikrotia

Ketika bayi dilahirkan ke dunia, dokter akan mendiagnosis kondisi penyakit mikrotia dengan pengamatan atau pemeriksaan kepada bayi. Kemudian, untuk mencari tahu apakah tingkat mikrotia parah atau tidak, dokter akan melakukan tes pendengaran dengan alat khusus.

Pemeriksaan kondisi mikrotia dilakukan dengan bantuan dokter THT dan seorang paediatric audiologist yang memiliki tugas menilai keparahan gangguan pendengaran pada bayi. Selain itu, audiolog juga mengamati apakah telinga bayi terdapat lubang atau tidak.

Terakhir dokter THT akan memberikan saran apakah si bayi membutuhkan bantuan alat pendengaran atau dapat dilakukan operasi rekonstruksi telinga.

Dokter juga akan mencari tahu apakah kondisi mikrotia pada bayi disebabkan oleh kelainan genetik atau tidak. Selain itu, doter juga melakukan tes CT scan ketika bayi beranjak dewasa agar dokter mengetahui struktur telinga.

mikrotia

Penanganan penyakit mikrotia

Penanganan mikrotia dapat dilakukan dengan beberapa pengobatan sebagai berikut.

– Operasi rekonstruksi telinga dengan pencangkokan tulang rawan iga penderita untuk dibuat menjadi kerangka daun telinga. Penanganan ini dilakukan oleh dokter dengan beberapa tahapan seperti pemotongan tulang rusuk, dan elevasi kerangka telinga oleh dokter bedah.

– Alat bantu dengar pada kondisi mikrotia ringan. Hal ini dilakukan agar penderita dapat mendengarkan suara dengan alat bantu dengar.

– Memasangkan telinga protestik atau telinga palsu. Ini sama dengan rekonstruksi atau pencangkokan telinga.

Demikian informasi mengenai penyakit mikrotia atau kelainan struktur telinga bagian luar yang disebabkan oleh faktor genetic ataupun faktor penyakit lain yang diderita oleh ibu saat hamil. Dengan adanya penyakit ini menjadikan kita yang memiliki anggota tubuh lengkap selalu bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Ingin konsultasi lebih dekat?