Cara Berkomunikasi dengan Penyandang Tunarungu

Tunarungu merupakan seseorang yang mengalami ketulian pada sitem pendengarannya, baik itu bawaan dari lahir atau pun akibat dari gangguan pendengaran akibat cedera dan penyakit. Seseorang penyandang tunrungu akan terhambat kemampuannya untuk mendengarkan suara. Apabila penderitanya menderita tunarungu sejak lahir maka kemungkingkinan besar juga akan mengalami tunawicara karena kemampuan berbicara sangat dipengaruhi oleh apa yang bayi dengar. Mereka akan mencontoh ucapan yang ia dengarkan sehari-hari. Para penyandang tunarungu tidak mampu mendengarkan suara sehingga sulit untuk memahami percakapan orang lain. Cara berkomunikasi dengan penyandang tunarungu penting untuk dimengerti karena penyandang tunarungu pasti hidup berdampingan dengan kita yang normal.

Jenis Tunarungu

Ada 2 jenis gangguan pendengaran yang mampu membuat seseorang menjadi menyandang tunarungu yaitu yang tunarungu bawaan (sudah ada sejak lahir) dan tunarungu yang terjadi setelah dilahirkan.

Tunarungu bawaan terjadi akibat adanya mutasi genetik, keturunan dari orang tua, atau terpapar penyakit ketika masih di dalam kandungan. Sedangkan tunarungu yang terjadi setelah lahir biasanya disebabkan oleh paparan suara keras dalam jangka panjang, usia, cedera, atau penyakit tertentu, misalnya infeksi.

Macam-Macam Gangguan Pendengaran

Untuk menangani kondisi tunarungu, sebaiknya kita mengetahui penyebab yang mendasari terjadinya kerusakan pada sistem pendegaran. Berdasarkan penyebabnya, gangguan pendengaran ada 3 jenis, yaitu:

  1. Gangguan pendengaran konduktif, gangguan pendengaran ini penyebabnya adalah karena terdapat masalah dalam saluran telinga, gendang telinga, telinga bagian tengah, dan osikel (tulang kecil pendengaran yang menyusun telinga bagian tengah).
  2. Gangguan pendengaran sensorineural (SNHL),gangguan pendengaran ini terjadi karena rusaknya struktur telinga bagian dalam atau rusaknya saraf pendengaran.
  3. Gangguan pendengaran campuran, gangguan ini paling sulit untuk penanganannya karena merupakan perpaduan penyakit pendengaran konduktif dan sensorineural.

Setelah mengetahui penyebab adanya gangguan pendengaran apakah konduktif, sensorineural, atau campuran, selanjutnya dokter akan menganalisis beberapa penanganan perawatan yang tepat sesuai jenisnya untuk mengobati kondisi gangguan pendengaran pasien.

Alat Bantu Dengar

Penderita tunarungu dapat dibantu untuk mendengar dengan lebih baik menggunakan alat bantu dengar. Alat bantu dengar merupakan suatu perangkat elektronik yang berfungsi untuk membantu penderita gangguan pendengaran dapat mendengarkan suara dengan lebih baik lagi. Alat ini akan meningkatkan volume suara yang tertangkap kemudian akan menyalurkannya ke bagian telinga sehingga dapat terdengar dengan lebih jelas. Cara kerjanya adalah dengan  melipatgandakan frekuensi gelombang suara yang tertangkap sehingga suara akan terdengar lebih jelas dan volumenya akan menjadi lebih besar. Alat bantu dengar tidak akan dapat membuat kondisi pendengaran menjadi normal, tetapi akan membantu penderita untuk dapat mendengar dengan lebih baik.

Cara Berkomunikasi dengan Penyandang Tunarungu

Tunarungu memang memerlukan perhatian khusus terutama dalam hal berkomunikasi. Berikut ini merupakan cara yang dapat Anda lakukan untuk berkomunikasi dengan penyandang tunarungu

  1. Kunci perhatian mereka. Penting untuk mendapatkan perhatiannya apabila ingin untuk berkomunikasi dengannya. Panggil dengan lambaian tangan atau dengan menyentuh lengan atau bahu mereka secara perlahan untuk memberikan isyarat dan jangan terlalu agresif
  2. Carilah tempat yang tenang. Apabila memungkinkan, carilah tempat yang sunyi dari keramaian agar penyandang tunarungu dapat dengan fokus mendengarkan pembicaraan Anda.
  3. Berhadapan satu sama lain. Penyandang tunarungu perlu melihat wajah lawan bicaranya dengan jelas untuk mendapatkan penjelasan dari ekspresi wajah dan membaca bibir. Selama berbicara dengan penyandang tunarungu, jangan lepaskan kontak mata dan fokus Anda dari dirinya. Hindari melakukan hal lain saat berkomunikasi seperti menggigit-gigit pensil, menggunakan masker, menggigit bibir, atau menutupi wajah atau mulut dengan tangan karena akan mengganggu proses mereka memahami maksud pembicaraan.
  4. Beri tahu konteks pembicaraan sebelum memulai percakapan. Hal ini dilakukan agar lawan bicara Anda lebih terbayang dan mudah mengikuti arah percakapan. Beri tanda Apabila Anda ingin mengubah topik.
  5. Berbicaralah dengan normal dan jelas. Sebaiknya jangan berbicara dengan cara berbisik atau mengeraskan suara karena dapat menyulitkan penyandang tunarungu dalam membaca gerakan bibir Anda. Sebaliknya, berbicaralah dengan suara dan kecepatan normal. Jangan berteriak, apalagi jika lawan bicara Anda menggunakan alat bantu dengar. Suara teriakan dapat membuat lawan bicara Anda yang Tuli merasa sakit atau tidak nyaman. Selain itu, berteriak pada saat berkomunikasi dengan orang Tuli juga membuat Anda terlihat agresif dan kurang sopan.
  6. Gunakan isyarat dan ekspresi. Tunjukkan bahasa tubuh atau isyarat sederhana. Contohnya jika ingin menyampaikan kata “makan”, peragakan orang makan pada umumnya. Selanjutnya, tunjukkan ekspresi saat menjelaskan maksud Anda. Tunjukan dengan wajah Anda jika ada sesuatu yang menyakitkan, menakutkan, atau hal lainnya. Hal ini mudah dimengerti walaupun Anda tidak menguasai bahasa isyarat.
  7. Pastikan lawan bicara yang tuli sudah paham. Sebaiknya tanyakan apakah sudah mengerti. Mintalah umpan balik untuk memeriksa apakah dia sudah mengerti apa yang Anda katakan serta mencegah terjadinya kesalahpahaman saat berkomunikasi dengan orang Tuli. Anda bisa langsung bertanya apakah kata-kata Anda tadi sudah jelas atau belum.
  8. Tulis poin-poin penting pembicaraan. Sebaiknya sediakan kertas dan tulis pesan-pesan pokok untuk membantu berkomunikasi dengan mereka dan agar memudahkan mereka untuk mengingat. Tulis seperti tentang tanggal, waktu, dan lain penting lainnya yang menjadi poin penting pembicaraan Anda.

Cara berkomunikasi dengan penyandang tunarungu memang memerlukan kesabaran dan ketenangan. Bahasa isyarat juga perlu Anda pelajari apabila dalam keseharian Anda sering bersama mereka. Dengan menggunakan bahasa isyarat saat berkomunikasi, penyandang tunarungu akan merasa lebih nyaman, dibandingkan harus memerhatikan atau membaca gerakan bibir lawan bicara. Apabila Anda ingin mengetahui berbagai permasalahan kondisi pendengaran, Anda dapat mengunjungi AQM Hearing Center yang akan membantu Anda untuk mengatasi segala permasalahan pendengaran yang Anda alami.

 

 

Update Terkini

Ingin konsultasi lebih dekat?