Apa Itu Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan?

Bagi Anda yang suka mengikuti konser atau bekerja di lingkungan yang bising, Anda perlu memperhatikan kesehatan pendengaran. Sebab, paparan suara yang terlalu keras dapat menyebabkan gangguan pendengaran akibat kebisingan

Gangguan pendengaran dapat terjadi karena berbagai faktor penyebab. Mulai dari faktor usia, genetik, atau kebiasaan dapat menyebabkan gangguan pendengaran. 

Paparan suara yang keras dalam jangka waktu yang cukup lama juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Contohnya yaitu mendengarkan musik melalui headphone, mengikuti konser, atau pekerja di lingkungan yang bising. 

Sekilas Mengenai Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan

Telinga berfungsi untuk mengirimkan gelombang suara ke otak. Namun, gelombang suara yang terlalu keras dapat menyebabkan kerusakan pada bagian telinga. 

Proses mendengarkan ini dimulai ketika gelombang suara masuk ke saluran telinga. Kemudian, gelombang suara mengenai gendang telinga. 

Gendang telinga akan menyalurkan suara menuju tulang pendengaran. Tulang pendengaran ini akan memperkuat getaran suara. 

Getaran suara yang telah diperkuat tersebut akan disalurkan menuju organ berbentuk rumah siput yang berisi cairan dan biasa disebut koklea. Di dalam koklea ini juga terdapat rambut-rambut kecil atau stereocilia. Rambut ini akan mengambil getaran dari cairan dan menerjemahkannya menjadi impuls listrik yang kemudian dikirim ke saraf pendengaran dan diteruskan ke otak. 

Organ-organ yang berperan dalam proses mendengar tersebut begitu halus. Selain itu, organ-organ pendengaran tersebut juga akan mengalami penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.

Namun, selain karena faktor usia, suara yang bising juga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ pendengaran. Biasanya, suara bising tersebut banyak menyebabkan kerusakan pada stereocilia. Akan tetapi, pada beberapa kasus yang parah, suara yang keras tersebut dapat merusak tulang pendengaran bahkan saraf pendengaran. 

Penyebab Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan

Telinga manusia dirancang untuk mendengarkan suara pada rentang tertentu. Sehingga, tidak semua suara dapat diterima dengan baik oleh telinga. 

Telinga manusia hanya dapat menangani suara pada rentang paling maksimal yaitu 70 desibel (dB), contohnya yaitu volume percakapan biasa. Pada rentang tersebut, suara yang didengar tidak akan menyebabkan kerusakan apapun. 

Namun, suara yang melebihi 70 dB memiliki kemungkinan untuk merusak organ di dalam telinga. Kerusakan tersebut dapat terjadi melalui dua cara berikut ini. 

  • Kebisingan Traumatis

Suara yang melebihi 120 dB dikenal sebagai kebisingan traumatis. Hanya melalui paparan dalam jangka pendek, suara ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Beberapa contoh suara yang dapat menyebabkan kebisingan traumatis yaitu penggunaan senjata api dan ledakan. 

  • Paparan Jangka Panjang

Suara dengan rentang 80 hingga 110 dB mungkin tidak langsung menyebabkan gangguan pendengaran. Namun, paparan suara tersebut dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan pendengaran. 

Contoh suara bising ini yaitu persimpangan kota yang sibuk dengan intensitas suara mencapai 85 dB. Selain itu, ada juga earbud yang dapat menghasilkan suara dengan intensitas hingga 90 dB. 

Melalui penjelasan tersebut, dapat disimpulkan jika gangguan pendengaran akibat kebisingan dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu lama paparan, jarak dengan sumber kebisingan, dan volume kebisingan. 

Gejala

Gangguan pendengaran yang terjadi karena kebisingan memiliki tanda-tanda yang hampir sama dengan bentuk gangguan pendengaran lainnya. Tergantung pada sifat gangguan pendengaran yang Anda alami, gangguan ini dapat terlihat jelas atau mungkin tidak kentara. 

Berikut adalah beberapa gejala akibat paparan suara yang keras. 

  • Sulit untuk memahami ucapan
  • Tidak dapat mendengar suara dengan frekuensi tinggi, seperti suara anak kecil atau kucing mengeong
  • Tinnitus atau telinga berdenging
  • Sulit berkomunikasi melalui telepon
  • Bagian dalam telinga terasa penuh

Cara Mengatasi 

Kebanyakan kasus gangguan pendengaran tidak memiliki obat. Hal tersebut juga berlaku pada gangguan pendengaran karena paparan suara keras ini. 

Umumnya, ketika gangguan pendengaran yang Anda alami cukup parah, audiolog akan menyarankan untuk menggunakan alat bantu dengar. Alat bantu dengar ini akan membantu meningkatkan kemampuan Anda untuk mendengar. 

Meskipun tidak dapat diobati, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah gangguan pendengaran ini. Berikut adalah caranya. 

1. Gunakan Penyumbat Telinga

Cara mencegah yang pertama yaitu dengan menggunakan penyumbat telinga. Apabila Anda bekerja di lingkungan yang bising, pertimbangkan untuk menggunakan penyumbat telinga. Penyumbat telinga ini akan melindungi telinga dari paparan suara yang keras. 

2. Hindari Penggunaan Earbud

Penggunaan earbud dapat menyebabkan kerusakan pada telinga. Alternatif lain yang bisa Anda piliih yaitu dengan menggunakan headphone. Apabila Anda mengontrol volume agar tidak terlalu keras, penggunaan headphone cenderung tidak akan merusak pendengaran Anda. 

3. Hindari Kebisingan yang Berlebihan

Cara selanjutnya yaitu dengan menghindari kebisingan dimanapun dan kapanpun. Anda dapat menjauh ketika mendengar suara yang terlalu bising. 

4. Download Aplikasi Untuk Mengukur Tingkat Kebisingan

Anda juga bisa mengunduh aplikasi NIOSH Sound Level Meter dari CDC. Aplikasi tersebut dapat mengidentifikasi tingkat kebisingan di sekitar Anda. Selain itu, aplikasi ini juga memberitahu Anda ketika terdapat risiko kerusakan pendengaran. 

Penutup

Demikian penjelasan mengenai gangguan pendengaran akibat kebisingan. Yuk, lindungi telinga Anda dari suara keras yang tidak baik untuk kesehatan pendengaran. 

Jika Anda sedang mencari alat bantu dengar dengan standar internasional, Anda bisa mengunjungi AQM Hearing Center. Berbagai produk alat bantu dengar telah dilengkapi teknologi terkini sehingga akan membantu Anda untuk mendengar dengan lebih baik. 

Sumber Foto : Photo by Teddy Yang

Update Terkini

Ingin konsultasi lebih dekat?